Simpulindonesia.com_ SINJAI,- Proyek Infrastruktur Jembatan Balampangi terkesan menjajah Masyarakat penggunaan Jalan Provinsi (Poros Sinjai -Kajang). Atau tepat di Desa Bua, Kecamatan Tellulimpoe, Kabupaten Sinjai. Terpantau langsung Sabtu sore (11/3/2023)
Sejumlah pengguna jalan baik roda dua maupun roda empat saat hendak melintas di area proyek berkasus tersebut, terlihat bergantian melakukan pembenahan jembatan darurat terletak disamping rencana pembangunan infrastruktur Jembatan permanen.
Sejumlah kalangan dimintai keterangan berita di lokasi mengatakan. "Kita perlu berhati-hati saat melintas menggunakan jembatan darurat ini, Karena sudah mulai ada keretakan parah. Ketika dilintasi kendaraan roda empat batang pohon kelapa tergeser saat terlindas ban kendaraan. Jadi setelah adanya Mobil melintas, kita pengendara yang menyusul lebih awal melakukan perbaikan posisi batang kelapa. Ini jembatan sangat menjajah Masyarakat", ungkap sejumlah pengguna jalan dijumpai di lokasi. Sabtu sore (11/3/2023).
Akbar pengguna kendaraan roda empat, mengaku sangat kecewa terhadap kontraktor maupun terhadap pemerintah.
Dia menilai, kontraktor maupun pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan lambat menyelesaikan pekerjaan proyek pembangunan Jembatan Balampangi Tampa alasan yang jelas.
" Anggaran Miliar Rupiah tetapi pekerja tidak bisa selesai. Pekerjaan proyek ini dikerjakan kontraktor pada bulan Juli tahun 2022. Sudah dua kali pergantian kontraktor tetapi hasilnya juga masih belum sesuai harapan. Ini sangat mengecewakan, sebentar lagi sudah memasuki bulan Ramadhan. Kasihan masyarakat", imbuhnya terenyuh.
Kendati demikian, berdasarkan data tertulis di papan informasi kegiatan proyek. Kegiatan tersebut dikerjakan oleh Lajae Putra sementara konsultas Pengawas yang diduga telah habis masa kontraknya adalah PT. Indo Pratama Sari. Adapun Jumlah anggaran kurang lebih sebesar Rp 2.300.000,000,- (Dua miliar tiga ratus juta rupiah).
Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman mencoba dihubungi melalui sambungan telepon genggam via WhatsApp. Namun sampai berita ini disiarkan belum ada tanggapan berhasil diperoleh.
Sementara menurut informasi disampaikan warga setempat, Andi Baso Raja, dirinya berharap agar pemerintah provinsi Sulawesi Selatan dalam hal ini Gubernur Sulsel melakukan langkah tegas dalam menyikapi keluhan dan harapan masyarakat.
Jujur saya berharap Gubernur Sulsel dapat memberikan solusi terbaik. Karena Jembatan Balampangi ini tidak dapat dilanjutkan dengan sesuai kehendak Pemerintah dan Kontraktor tampa melakukan pembebasan lahan milik saya (Ganti Rugi). Dulu perna Kontraktor dan pihak PU provinsi menemui saya namun belum ada kecocokan atau Kesepakatan waktu itu.
Rencananya Pemerintah akan melakukan pelebaran bahu jalan, tetapi akan menggunakan sebagian tanah milik saya ukuran sepanjang kurang lebih 60 meter dengan lebar 150 cm. Saya tidak ada masalah asalkan ada kecocokan/Kesepakatan sesuai yang diharapkan",ujar Andi Baso.
Lebih lanjut, dikatakan Andi Baso, Masalah pembebasan lahan sudah di ketahui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD Sinjai. "Sementara saya masih menunggu info dari DPRD. Karena waktu itu saya diharap agar menunggu hasil dari hasil komunikasi Antara DPRD Sinjai dengan pemerintah Provinsi", kuncinya.
Diketahui, di lokasi proyek berkasus tersebut tidak ada aktifitas orang kerja. Menurut informasi sejak beberapa hari terakhir. Sebelumnya pihak konsultan berhasil diwawancarai saat ditemui di lokasi. Disebutkan pencapaian volume kegiatan baru mencapai kurang lebih 10%. Demikian kata pria mengaku dari pihak konsultan seperti berita disiarkan sniperjurnalis.com Desember 2022 lalu.(1tulisan/red)