Simpulindonesia.com_ BULUKUMBA,- Relawan Anies Baswedan menjamur di berbagi titik di Indonesia. Saat ini, tercatat ada 104 simpul relawan yang tergabung dengan Konfederasi Nasional Relawan Anies (KoReAn).
“Pertumbuhan simpul relawan Anies makin cepat. Meskipun masih setahun lagi Pilpres, jumlah simpul relawan Anies yang berafiliasi dengan Konfederasi Nasional Relawan Anies atau KoReAn hari ini menembus angka 104 simpul relawan,”kata Ketua Umum KoReAn, Muhammad Ramli Rahim.
Ramli menuturkan, dari 104 simpul relawan, di antaranya berasal dari latar belakang beragam. Melintasi generasi, profesi, hingga teritorial.
“Basis simpul relawan Anies yang berafiliasi dengan KoReAn sangat beragam, ada yang berbasis segmentasi generasi, ada yang berbasis teritorial, ada yang berbasis profesi, ada yang berbasis komunitas, ada yg berbasis gender adapula yang berbasis pendidikan,” jelasnya.
Kondisi relawan saat ini, bagaikan jamur yang makin tumbuh di musim hujan, kata Ramli tak pernah terprediksi. Ia menceritakan, bagaimana simpul relawan itu mulai digodok.
Dua tahun lalu, kisah Ramli, ia dan kawan-kawannya membuat Jaringan Nasional Milenial Anies (Jarnas Mileanies). Beberapa waktu berselang, dibentuk sebuah konfederasi, namanya Konfederasi Nasional Relawan Anies, yang kemudian disingkat menjadi KoReAn.
“Dalam waktu singkat puluhan simpul relawan hadir, anehnya, relawan-relawan ini lahir tanpa harus diminta, tanpa harus diarahkan, bahkan tanpa harus di dorong, dan yang paling penting, tanpa harus didanai,” kisahnya.
Menurutnya, eks Gubernur DKI Jakarta itu sangat beruntung. Pasalnya, para relawan ini alih-alih digaji, atribut kampanye pun tak pakai uang dari kantong Anies.
“Anies Baswedan sungguh beruntung, begitu banyak orang yang membangun dan mengembangkan relawan tanpa harus diberikan dana. Relawan-relawan tersebut mencetak atribut sendiri mulai dari kaos, jaket, rompi, stiker, kalender bahkan hingga topi dan payung,” terangnya.
Jangankan pihaknya yang tak menyangka pertumbuhan relawan begitu masif, Ramli bilang banyak pihak lain yang heran. Bahkan, ada yang menuding macam-macam.
“Saking cepatnya pertumbuhan relawan sampai-sampai ada cukup banyak orang yang menuduh kami para relawan mendapat kucuran dana dari Amerika, dari Arab, dari Eropa. Padahal kami merasa ringan bergerak karena masing-masing dari kami mau menginfakkan sebagian hartanya bagi perjuangan yang kami yakini menuju Indonesia yang lebih baik,” ujarnya.