Foto : Rocky Gerung ,Narasumber Di Forum Mimbar Pikiran di UIN Alauddin Makassar(dok simpulindonesia.com) |
SIMPULINDONESIA.COM_ MAKASSAR,- Rocky Gerung hadir sebagai Narasumber di Seminar Mimbar Pikiran yang digelar di Kampus 1 Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Seminar yang bertemakan "Mahasiswa Menyambut Perubahan" itu di Gelar oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Politik berkolaborasi bersama Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat.selasa, (23/05/2023)
Dalam Kegiatan tersebut,ribuan peserta yang turut hadir menyaksikan dan mendengarkan pemateri handal yang di hadirkan dalam forum mimbar pikiran tersbut.
Menariknya sesuai dengan tema Forum Mimbar Pikiran yakni " Mahasiswa Menyambut Perubahan",Rocky Gerung yang hadir sebagai Pakar Politik dan pakar Filsafat, membawakan materi dengan gaya khasnya membuat audiens terkesima saat membahas tetang calon pemimpin negara kedepan.
Dalam kesempatan itu juga Bung Rocky sapaan Rocky Gerung menyampaikan bahwa," Anies adalah Agen Inspiratif yang memberi inspirasi bahwa politik bisa diubah melalui discourse, melalui argumen bukan melalui sentimen padahal beliau lagi dijebak dalam sentimen Islamophobia, sentimen politik identitas. Tapi akhir akhir ini Anies berubah radikal memulai kritik dengan argumen bukan dengan sentimen."tutur bung rocky saat memberikan materi dalam kegiatan tersebut.
Bung Rocky juga menyebutkan 3 nama bakal calon pemimpin yang ramai diperbincangkan di publik saat ini, bahkan ia mengakui mereka adalah temannya.
"Anies teman saya, Prabowo juga teman saya, Ganjar ingin berteman dengan saya." cetusnya
Selain itu, Ia juga menberika kritik terkait standar persentase elektabilitas untuk nyapres yang dibuat KPU.
Jadi saya mesti memilih, saya gak boleh berbohong. KPU membuat standar bahwa yang boleh Nyapres itu yang elektabilitasnya memenuhi standar threshold 20%.
"Saya kritik itu, karena itu standar elektabilitas, bukan standar moralitas, bukan standar intelektualitas. Padahal negeri ini memerlukan standar pertama, yaitu dia lolos Etikabilitas, tidak berbohong, itu dasarnya. Tidak mengucapkan sesuatu dengan keinginan manipulasi." pungkasnya
Lanjutnya, Kita perlu standar itu di depan! Filter pertama, Etihcability, filter kedua adalah Intelektualitas! Karena pemimpin masa depan harus duel dengan pemimpin-pemimpin dunia, ga bisa sekedar bawa kertas 3 halaman untuk dibaca, ga bisa. Baru standar yang ketiga, elektabilitas.
"Jadi calon presiden ini mesti kita filter dengan 3 standar yakni : Ethicability, Intellectuality, Electability." imbuhnya
Sebagai Pakar Filsafat Politik (disebutkan red), Rocky Gerung menyebut forum ini sudah tepat sebagaii mimbar pikiran untuk menguji stadar tesebut.
"Dimana dua standar itu diuji? Prioritas diuji didalam komunitas, komunitas Agama terutama. Tapi intelektualitas hanya bisa diuji dikampus, ga bisa intelektualitas diuji diatas panggung dangdut." kata bung rocky smabil tersenyum dengan gaya khasnya
Jadi udah benar sekarang kita pake forum ini sebagai Mimbar Pikiran! Dan pikiran hanya disebut pikiran kalo dipersoalkan. Kalo saya mengucapkan pikiran Anda ngga persoalkan, itu artinya saya sedang berdo'a, jangan diganggu. Itu beda berfikir dan berdo'a.
Tak hanya itu, Dalam forum tersebut Bung rocky juga menguraikan arti politik.
Apa yang disebut politik, jika saya mengingat ingat pelajaran awal, politik artinya : Who Gets What, When, How, kan begitu yang diajarkan oleh Lasswell. Siapa dapat apa, kapan dan bagaimana.
Di kitab yang diucapkan hari ini siapa dapat apa dan kapan, yang bagaimana nya dihilangkan. Padahal itu yang paling penting bagaimana cara dia dapatkan sesuatu dan kapan, How adalah soal Ethics dan ini yang ga ada dalam kitab hari ini, sebab apa dan kapan itu jadi alat pembicaraan dibawah meja.
Siapa dapat apa, kita tidak tahu. How, bagaimana dia peroleh apa dan kapan, itu yang dilakukan oleh elite hari ini Transaksi Dibawah Meja, Under Table Political Transaction! Itu bahayanya kalo politik disembunyikan dari tatapan publik. jelasnya
Terakhir ia sampaikan, Kita memakai nama Res Publica! Tentang publik harus terbuka. Kita ada dalam Republik tanpa Publik! Dimana publik itu? Publik itu sekarang ditentukan oleh hasil lembaga survey. (Red/Msi)
Reporter: Ahmad Robbani