-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Iklan

DPRD Kota Samarinda Tanggapi Keinginan Wali Kota untuk Bisa Hasilkan Beras Sendiri

Ahad, 11 Jun 2023 | 9:09 PG WIB | 0 Views Last Updated 2023-06-11T02:09:11Z
Samarinda, kalimantantimur. Simpulindonesia.com _Rabu 07 juni 2023.
Keinginan Wali Kota Samarinda, Andi Harun agar daerah yang dipimpinnya bisa menghasilkan beras sendiri untuk mencukupi kebutuhan pangan mendapat tanggapan dan dukungan Anggota Komisi II DPRD Samarinda, Abdul Rofik.

Dikatakan Abdul Rofik, untuk bisa mewujudkan Samarinda bisa menghasilkan beras sendiri, maka urusan tersebut harus diserahkan pada ahlinya.

Sehingga pengelolaan pertanian itu benar-benar bisa profesional. Untuk perhitungannya, jumlah penduduk dikalikan berapa dia makan sehari, lalu dihitung lahannya," kata Rofik, sapaan akrab Abdul Rofik.

Perhitungan juga jelas Rofik harus dilakukan pada konsumsi harian yang dikalikan per pekan, per bulan dan per tahun, yang kemudian disesuaikan dengan kebutuhan lahan. Selain itu juga perlu adanya inovasi dalam pengelolaannya.

Menurutnya, untuk mencetak sawah saja adalah perkara yang mudah. "Tetapi yang sulit adalah pengembangan dan pengadaan dari SDM (Sumber Daya Manusia)-nya. Sama seperti mencetak seseorang menjadi wira usaha itu mudah, tapi untuk menciptakan mental pebisnis itu susah," terangnya.

Dirinya memang mendukung keinginan Wali Kota, namun tetap memberikan catatan agar bisa terwujud dan berjalan. Diperlukan kajian dari beberapa ahli di bidang pertanian, baik dari dinas maupun lembaga-lembaga pertanian yang lainnya, termasuk LSM.

"Karena sekarang ini, petani tidak seksi (kurang peminat). Padahal kalau kita lihat, hanya petani yang menjadi bos di pekerjaannya sendiri. Siapa yang mau perintah petani, tidak ada," terangnya.

Edukasi seperti inilah yang harusnya sampai pada warga yang bergelut di bidang pertanian khususnya petani. Bahkan menurutnya, petani juga bisa menentukan harga sendiri. Untuk diketahui, Samarinda hingga saat ini masih mendatangkan beras dari Sulawesi dan Jawa Timur (Timur) lewat jalur laut.

"Kalau terjadi ombak besar maka akan berpengaruh pada ketersediaan stok. Kalau stok menipis atau langka, maka harga akan naik, itu pemicu inflasi," urainya.

Tidak hanya pada komoditas beras saja, hal serupa juga akan terjadi pada komoditas seperti cabai, bawang, daging dan lainnya. Menurut Rofik, manejemen tata kelola di bidang ini masih belum baik, karena sarana dan prasarana serta SDM belum memenuhinya kriteria sebagai kota produksi beras.

"Saya kira bagus saja, namun harus seimbang juga dengan upaya yang sudah saya uraikan. Kalau tidak, maka ini hanya menjadi angan-angan saja," jelasnya.

(F. Gea)

IKLAN

×
Berita Terbaru Update