.jpeg)
OPINI : Catatan Kilat
Oleh : Ewiin
Simpulindonesia.com_ Keyakinan Faith Katanya kesetiaan adalah kekuatan yang paling dahsyat dan berpengaruh dimuka bumi ini. Sepanjang sejarah gagasan dan komitmen berorganisasi telah mengilhami individu dan kaum beriman menanggalkan kepentingan pribadi sempit, demi tercapainya nilai dan kebenaran yang lebih tinggi.
Sejarah menunjukkan bahwa pengorbanan diri dan pengabdian kepada orang lain seringkali berakar begitu mendalam pada pandanga dan kepercayaan.
Tapi pada saat yang sama sejarah dengan jelas menunjukkan bahwa seringkali kepercayaan dikaitkan dengan penghianatan terburuk perilaku manusia.
Kedengarannya usang tetapi sayangnya benar, jika dikatakan bahwa dalam catatan sejarah manusia, penghianatan, penipuan, dan kini semakin banyak lagi kejahatan lebih sering dilakukan atas nama persahabatan dibandingkan atas nama institusional lain.
Pertanyaannya mengapa orang melakukan hal hal buruk kadang kadang luar binasa, atas nama tertentu..... bukan hal baru sama sekali.
Katanya para teolog dan filsuf telah bergelut dengan pertanyaan tentang sumber dan manifestasi kejahatan individu dan kelompok. Jawaban yang memuaskan atas pertanyaan-pertanyaan abadi tersebut tidaklah lugas juga tidak mudah. Namun pertanyaan itu kembali menyeruak bersamaan dengan menyingsingnya 1 muharram 1445 baru ini.
Bahaya yang ditimbulkan oleh orang orang dan kelompok yang diilhami oleh atau bertindak atas petunjuk NPD (narcissistic personality disorder) tidaklah begitu jelas hingga peristiwa tragis yang berangkat dari masa lalu .......... dimulai.
Mungkin kita tidak pernah tahu pasti apa yang ada dalam benak dan pikiran ............ yang telah mengubah keadaan yang baik baik saja saat itu.
Namun jelas sekali beberapa pemahaman tertentu menunjukkan satu pandangan ambisi yang mencoba menjustifikasi tindakan tersebut. Perencanaan dan persiapan diletakkan dalam satu kerangka yang lebih besar seolah olah siap bertemu “Tuhan”.
Lalu citra lainnya dikaburkan dengan penggambaran penafsiran palsu dan tidak sah.
Di ujung spektrum lain para penganut menawarkan jawaban tunggal kesesatan metaphora. Bahkan dalam kesesatan lain dibangun dengan Argumentum ad Baculum.
Dalam bagian utama tentu saja diperlukan respons yang lebih bernuansa pemahaman yang lebih jelas tentang hakikat dan realitas untuk membantu kita mengembangkan agenda masa depan secara lebih menyakinkan dalam sebuah organisasi.
Banyak dari kita pesimis bahwa setiap persoalan tidak ada jalan keluarnya. Perasaan dilema, memang sifatnya fitrah keadaan dimana terdapat silogisme yang terdiri atas dua pilihan yang serba salah. Dan selalu ada proposisi hipotesis sebagai premis mayor.
Dilema ini adalah situasi dimana pembuat keputusan harus mempertimbangkan dua atau lebih, nilai atau kewajiban moral, tetapi hanya dapat melaksanakan satu dari alternatif itu. Dengan demikian, individu atau kelompok akan melanggar setidaknya satu masalah moral yang penting, terlepas dari keputusannya.
Pertama tama kita perlu merencanakan poin poin yang akan didiskusikan sebelum keputusan dibuat. Lalu, membawanya selangkah lebih jauh dengan mengatakan bahwa semua orang bisa menemukan kebahagiaan.
Kita bisa menyimpan percakapan tentang kebahagiaan untuk nanti dan membahas perubahan terlebih dulu. Akan tetapi, pertanyaannya dilanjutkan apakah kita akan berani terlepas dari kenyataan diatas sebenarnya, dapat menjadi alasan kuat untuk mencari jalan baru yaitu rekonsiliasi. Karena kehidupan yang tidak diuji tidak layak untuk dijalani kata socrates.
Kalau kita berfokus hanya pada sebab sebab dimasa lalu dan mencoba menjelaskan berbagai hal semata mata melalui hubungan sebab dan akibat, akhirnya kita akan tiba pada determinisme. Karena yang dinyatakannya adalah bahwa masa kini dan masa depan kita sudah diputuskan oleh kejadian kejadian di masa lalu dan tidak dapat diubah.
