Karena peserta ramai, panitia berupaya menambah dan menyewa 50 kursi plastik. Langkah itu, masih tetap belum maksimal. Sebab, masih ada peserta yang tak kebagian kursi.
"Mohon maaf jika ada peserta dialog yang duduk di atas motor karena tidak kebagian kursi," kata Wakil Ketua bidang Pers, Jurnalistik, Media Siber, Komunikasi dan Informatika DPD KNPI Bulukumba, Saiful.
Pria berlatar jurnalis itu menyebutkan pentingnya merajut silaturahmi lintas tokoh dan organisasi melalui forum-forum dialog. Dengan demikian, KNPI akan terus menerus menyiapkan wadah tersebut.
"Ini baru langkah awal pasca pelantikan DPD KNPI Bulukumba Periode 2023-2026. Insya Allah dialog ini akan berkelanjutan sesuai dengan perkembangan isu yang ada," kata Iful sapaannya.
Sebelum seremoni pemotongan nasi tumpeng, sekira 3 jam lebih dilaksanakan dialog dengan tema "Pemuda ke Parlemen, Bisa Apa?". Ketua DPD KNPI Bulukumba, Rais tampil terlebih dahulu menyampaikan pengantar.
"Dialog terbuka ini dilaksanakan karena kita ingin KNPI jadi jembatan bagi caleg-caleg muda menyampaikan gagasannya ke publik," ujarnya.
Pria yang berprofesi sebagai pengacara sekaligus konsultan hukum ini berpendapat, masa depan bangsa dan daerah ini ke depan akan banyak ditentukan oleh pemuda hari ini.
"Saya juga nyaleg. Tapi saya ingin kita sama-sama adu gagasan. Sehingga panggung dialog ini adalah panggung kita bersama. Siapapun bisa hadir. Bahkan saya liat bukan hanya caleg muda, tapi ada beberapa politisi senior hadir di sini" kata Rais.
Setelah pengantar, moderator mempersilakan dua orang pemantik tema yaitu Akademisi STAI Al-Gazali Bulukumba Dr Andi Muhammad Asbar dan Ketua DPRD Bulukumba H Rijal, untuk berbicara.
Dalam paparannya, Asbar mengatakan pentingnya keterlibatan pemuda masuk kontestasi politik. Jika dulu pemuda, kebanyakan dijadikan "pion" untuk jadi tim sukses.
"Hari ini, pemuda menciptakan panggungnya sendiri dengan terlibat langsung jadi pemain. Pemuda bukan lagi sebagai subordinat dalam tanda petik," katanya.
Hanya saja dengan semangat yang begitu besar, pemuda perlu memiliki "guru politik". Sehingga kata Asbar lagi, tindakan politik dari politisi muda akan lebih terarah.
"Guru politik ini penting. Dia yang akan menasehati jika ada kekeliruan," imbuhnya.
Sementara, Rijal mengemukakan fungsi Anggota DPRD, yaitu legislasi, anggaran dan pengawasan. Sehingga, ia bilang eksekutif dan legislatif adalah dua lembaga yang tak terpisahkan.
"Pasca Covid-19 ini, banyak regulasi baru dari pemerintah pusat. Ini juga diikuti oleh pemerintah daerah," ujarnya.
Dengan demikian, politikus partai berlambang Kakbah ini memberi masukan agar para bacaleg untuk tidak banyak menebar janji kepada masyarakat. Sebab, regulasi itu bisa berubah-ubah dari tahun ke tahun.
Ia mencontohkan di awal masa jabatannya sebagai anggota DPRD, bupati saat itu adalah Andi Muh Sukri Sappewali. Kemudian dalam perjalannya, bupati selanjutnya adalah Andi Muchtar Ali Yusuf.
Sehingga dari dua bupati yang berbeda, katanya, maka visi misi bupati juga akan ikut berbeda.
"Kami akan menyupport visi misi bupati sepanjang itu punya azas manfaat untuk kepentingan masyarakat," kata Rijal.
Dialog ini juga, dihadiri sejumlah pimpinan parpol, seperti Ketua DPC PDIP Bulukumba Andi Makkasau, Ketua DPD Partai NasDem Bulukumba Arum Spink, Sekretaris DPC Partai Demokrat Bulukumba Basri Yulianto, Sekretaris DPC PKB Bulukumba Salahuddin dan lainnya.
Tampak beberapa caleg muda menyampaikan gagasannya, seperti Ayu Lestari Hidayat (Demorkat dapil 1 Bulukumba), Rezky Hutama Putra Nur (PKS dapil 1 Bulukumba) dan Andi Ningrat Mahawardana (PKB dapil 3 Bulukumba), serta beberapa bacaleg lainnya.
Selain itu, juga hadir bacaleg provinsi PDIP dapil Sulsel 5 Bulukumba-Sinjai, Akhmad Rivandi dan bacaleg DPR RI Partai Gerindra dapil Sulsel 2 Haji Amry.
Tak hanya politikus dan bacaleg, dialog juga dihadiri oleh sejumlah perwakilan OKP hingga lintas aktivis mahasiswa dan pemuda.