Gambar : Pengantin Pria (Adit) saat mengendarai Delman Menuju rumah Mempelai wanita (Dian) ,Bontotiro (Dok.Redaksi) |
SIMPULINDONESIA.com_ BULUKUMBA,- Prosesi mengantar pengantin pria tak seperti biasanya terjadi di Kabupaten Bulukumba. Hari ini Pria Asal jeneponto mendatangi rumah penganting wanita di Dusun talumaya Desa Tamalanrea Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba dengan Naik Delman, senin (16/10/2023)
Aditya (20) Pria asal jeneponto Desa Rumbia, Kecamatan Rumbia diantar ke rumah pengantin wanita yang dipersuntingnya dengan unik yang tak biasanya dilakukan dengan warga Bulukumba yakni dengan naik Delman.
Ia juga dikawal rombongan pengantar penganting dengan cara menunggang kuda dan diiringi dengan musik tradisional (gendam pa'jaga-red).
Aditya menikah dengan Dian (20) putri Sukarman /Rostia Dusun Talumaya Desa Tamalanrea Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba.
Gambar : Rombongan penganting Pria |
Awalnya rombongan Pengantar penganting pria berangkat dari Desa Rumbia ,Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto menggunakan kenderaan roda 4
Sebelum sampai ke rumah mempelai wanita, rombongan singgah dirumah warga Desa Tamalenrea yang tidak begitu jauh dari rumah mempelai wanita yang jaraknya kurang lebih 2 kilo meter.
Ternyata di rumah yang ditempati istirahat rombongan penganting pria itu sudah dipersiapkan satu Delman dan Dokar serta beberapa kuda yang siap di kendarai oleh rombongan dan penganting pria. Begitu juga dengan musik tradisional adat Bulukumba sudah stanbay untuk mengiringi prosesi pengantaran penganting tersebut.
Kemudian pengantin pria dengan menggunakan delman ala indian diantar oleh rombongan berkuda tersebut ke rumah mempelai wanita dandiiringi dengan musik tradisonal.
Selain itu, Dalam rangkain acara pernikahan ini juga digelar appadere jarang dengan kata lain kreasi pacuan kuda.
"Jadi rangkaian kegiatan ini bukan lagi kejutan, namun ini merupakan salah satu budaya warga tamalanrea untuk di lestarikan." Kata Sabaruddin kepala dusun Kailiya desa Tamalanrea.
Kepada media simpulindonesia.com Sabaruddin yang merupakan inisiator mempertahankan budaya tersebut juga menyampaikan bahwa selain melestarikan budaya Tamalanrea ini juga merupakan hajatan dalam keluarga kedua mempelai.
"Prosesi ini menjadi unik dan menambah kemeriahan pesta perkawinan.Dan, tentu saja menghebohkan warga setempat."Kata Sabaruddin (red/msi)