Hadir pula dalam rapat perdana tersebut H. Kardi, Ust Muslim Bahar dan Abd. Halim Amsur.
H. Kardi didapuk untuk berbagi motivasi pergerakan islam.
Ia
lantas menjelaskan relevansinya antara ucapan dan aplikasi terhadap semangat
pergerakan.
“Seringkali kita menyampaikan melalui lisan kita
bahwa yang kita miliki ini adalah titipan (dari Allah Swt, red), semua yang
kita miliki hanya titipan tapi itu hanya di mulut saja, giliran diminta
(konstribusi) untuk pembangunan masjid atau pesantren walaupun hanya Rp. 1.000,- sangat susah untuk dikeluarkan,” tegas H. Kardi
sapaan akrab H. Suwari.
Padahal
kata Pengasuh Masjid Kapal Munzalan Bulukumba ini mengakunya hanya titipan, bagaimana
dengan harta yang lain? Mengembalikan harta (titipan) itu kepada Allah SWT dan
membangun istananya di surga.
Kesempatan tersebut ia juga mengatakan, dunia ini
bapak dan ibu, bukan tempat tinggal tapi tempat untuk meninggal. Cita-cita kita
semua sama ingin dirahmati terhadap apa yang kita lakukan.
“Bercita-cita mau masuk surga tapi tidak mau tau
dan enggang untuk berdagang dengan Allah SWT. Berniaga dengan Allah SWT,
berbisnis dengan Allah SWT, bagaimana berbisnis dengan Allah? Melalui zakat,
Infaq sedekah dan Wakaf,” terang H. Kardi.
“Nah, hari ini Allah SWT bukakan jalannya, banyak
orang diluar sana yang punya tanah berhektar-hektar tapi Allah justru memilih
di Kaloling ini sebagai tempat berdirinya Pondok Pesantren,” sebut H. Kardi
dalam motivasinya.
Ia melanjutkan, banyak orang yang mempersiapkan
hidup yang baik, tapi lupa mempersiapkan mati yang baik dan apa yang kita
lakukan ini adalah mempersiapkan mati yang baik.
“Mempersiapkan mati yang husnul khatimah dengan
menyumbang pada pembangunan pesantren, dan mari kita ikhlas membantu
pembangunan pesantren Nurul Jibal Kaloling ini,” ajaknya.
Ust Muslim Bahar meminta jikalau peletakan batu pertama nanti, hadirkan 500 orang, mengapa sampai 500 orang, supaya yang 500 ini menjadi bola salju kecil dan akan menjadi bola salju terus menerus bergulir.
Maksud dari bola salju itu kata Ust. Muslim Bahar adalah brosur berjalan menyampaikan kepada public bahwa ada pesantren yang akan dibangun dan yang hadir 500 orang itu menyaksikan secara langsung tanpa diceritakan lagi.
Dalam perjalanannya, lanjut Ust Kama Pesantren Tahfidz Nurul Jibal kini ia melebarkan pengembangannya. Membumikan Al Quran juga melanjutkan perjuangan estafet kepemimpinan alm Ust Asri Samar. Sebidang tanah telah diterima sebagai hibah sejak 3 tahun lalu.
Demikian pula Halim Amsur yang memandu jalannya pertemuan, ia mengatakan, alm Ust Asri telah membukakan kita jalan surga, tergantung kita mau ikuti jejaknya atau tidak. Demikian pula keluarga penghibah Puang Nurhayati sekeluarga yang melepas tanahnya untuk pembangunan kampus 2