MAKASSAR – Komite Solidaritas (KITA) Palestina mensosialisasikan kurikulum kepalestinaan di arena Mukernas XVI Wahdah Islamiyah pada hari Jumat malam (24/11/2023), di Asrama Haji Embarkasi Makassar.
Kurikulum itu kata Ketua KITA Palestina Ustaz Syaibani Mujiono didesain untuk segala usia dan jenjang pendidikan. Mulai dari segmentasi PAUD hingga Perguruan Tinggi, termasuk segmentasi keluarga.
“Kurikulum yang dibuat ini dinamakan Kurikulum Al Maqdisiyah dalam bentuk silabus dan pelajaran untuk seluruh jenjang usia dan jenjang pendidikan. Isinya adalah bagaimana kita mengenal Baitul Maqdish baik dalam historinya, keutamaaan serta apa langkah yang harus kita lakukan terhadap Baitul Maqdis, apalagi ditengah kondisi seperti sekarang," terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, Pembina KITA Palestina Ustaz Ilham Jaya juga menjelaskan bahwa program KITA Palestina selain edukasi, juga mengumpulkan bantuan dan bersama WIZ terus bergerak untuk bersama-sama mengumpulkan bantuan untuk rakyat Palestina.
"KITA Palestina telah melakukan berbagai program edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat berkaitan dengan keutamaan hingga apa kewajiban kita terhapap Baitul Maqdis. Sosialisasi ini juga bertujuan bagaimana memantik semangat dakwah kita dengan melihat kondisi saudara-saudara kita di Palestina," ungkapnya.
Ustaz Ilham mengatakan bahwa peristiwa serangan 7 Oktober sebagai aksi mempertahankan diri dari pejuang kemerdekaan Palestina yang oleh sebagian pakar mempunyai dua hikmah. Ia mengatakan bahwa menjadikan pemukim ilegal yang merampok tanah saudara kita Palestina bersembunyi di lubang-lubang persembunyian, dampak kedua mengeluarkan orang-orang munafik dari lubang persembunyiannya.
“Saya juga mau melihat dari sudut pandang aksi pemboikotan yang marak beberapa hari ini. Peristiwa Thufanul Aqsha mengingatkan kita bahwa banyak dari produk yang selama ini kita pakai, kita konsumsi, ternyata berkontribusi terhadap pembantaian di Palestina. Juga berkontribusi atas penistaan masjid yang kita cintai, masjid al Aqsa,” jelasnya.
Sementara itu, pembicara ketiga, Ustaz Muhammad Ikhwan Jalil membedah beberapa isi kurikulum yang dimaksud. Ada empat masarat atau jalur pembelajaran, diantaranya ada jalur aqidah dan syariat, jalur sejarah, jalur pembentukan kepribadian dan jalur furutulogi.
“Kita juga punya beberapa segmentasi. Ada segmen pendidikan formal, segmen tarbiyah, segmen keluarga dan segmen dakwah umum. PAUD kita akan kenalkan dulu kota suci dan masjid utama kita umat islam. SMP kita mulai kenalkan tentang Al Quds. Kelas SMA kita sudah kenalkan beberapa tokoh perjuangan Palestina. Peserta didik akan diajarkan beberapa sejarah untuk membentuk karakter mereka. Termasuk di keluarga. Ada contoh pejuang pembebasan Palestina yang mewakili suami istri, Najamuddin ayyub dan istrinya, ada anak dan ayah, Imaduddin Zanki dan Nuruddin Zanki,” pungkasnya.
Kurikulum Al Maqdisiyah telah merampukan sekitar 60 materi berkaitan dengan Palestina dan Alqsa, baik pendekatan sejarah dan ayat-ayat nubuwah serta keutamaanya sebagaimana dalam Al-Qur'an dan Hadis Nabi, bahkan juga akan dijelaskan bagaimana peran ulama dan tokoh pejuang dalam sejarah merebut kembali Al-Aqsa dari tangan pasukan Salib.
Laporan: Media Center Mukernas DPP WI