SIMPULINDONESIA.com_ PANGKALPINANG- aksi kekerasan, perintangan dan intimidasi kepada sejumlah wartawan/jurnalis sering kali terjadi.
Kekerasan terhadap wartawan harus dihentikan dan untuk pelakunya agar jera harus diproses hukum sebagaimana mestinya.
Seperti yang menimpa kasus kekerasan terhadap wartawan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung belum berhenti dan masih terus berulang.
Kali ini aksi penyerangan yang menimpa salah seorang jurnalis media online Trasberita Ichsan Mokoginta yang mendapatkan serangan dengan disiram air keras/cuka parah yang dilakukan Orang Tak Dikenal (OTK), tepat di teras rumahnya di Jalan Kampung Baru Desa Petaling Banjar Kecamatan Mendo Barat Kabupaten Bangka, Sabtu (25/11/2023), sekitar pukul 13.30 WIB.
Ichsan Mokoginta saat dikonfirmasikan awak media menceritakan kronologis penyerangan yang dialaminya tersebut. Peristiwa naas tersebut bermula sekitar pukul 14.30 WIB. Saat itu dirinya sedang tidur-tiduran di dalam rumah, tiba-tiba ada suara ketukan di pintu depan rumahnya.
Seseorang yang datang tidak dikenalinya. Dia mengenakan helm berwarna hitam, jaket warna gelap dan baju kemeja lengan panjang kotak-kotak warna putih merah.
Waktu itu dirinya sudah curiga, dimana orang tersebut pura-pura bertanya alamat seseorang bernama Mamat. Kemudian ia jawab tidak tahu alamat dan tidak kenal dengan Mamát.
Melihat gerak gerik mencurigakan tersebut, dirinya menjaga jarak. Sementara pelaku terus bertanya alamat Mamat.
"Saat bertanya alamat dan melancarkan aksinya, posisi pelaku di teras rumah. Posisi saya agak ke dalam ruang tamu karena sudah curiga dan menjaga jarak," ujarnya.
Dikarenakan memang tak kenal dengan alamat orang yang dimaksud pelaku, dirinya tetap menjawab tidak tahu.
Tiba-tiba pelaku ini secara mendadak mengeluarkan benda seperti botol cuka masak dari arah saku jaket dan menyemprot cairan ke arah wajah menggunakan dua tangan. Untung saja ia berhasil menepis, sehingga hanya mengenai bagian belakang telapak tangannya.
“Saya sudah curiga, pelaku ini tanya alamat Mamat. Saya jawab tidak tahu. Tiba-tiba pelaku ini mengeluarkan sesuat dari balik celananya, lalu menyemprotkan ke wajah saya. Untung saya bisa menepis, sehingga hanya mengenai bagian belakang tangan,” ungkap Ichsan sembari menunjukkan bekas melepuh di tangan akibat siraman cuka parah tersebut.
Ketika mendapat serangan lanjut Ichsan, dirinya langsung menghindar sambil berteriak. Mendengar teriakan itu, org tersebut langsung kabur melarikan diri menggunakan sepeda motor.
"Semprotan pelaku mengenai telapak tangan sebelah luar tangan kanan. Ada juga sedikit percikan mengenai wajah dan terasa panas, perut dan leher,” kilah Ichsan.
Ichsan menuturkan bahwa ciri-ciri pekaku memiliki fisik kurus tinggi sekitar 1,66 cm, kulit gelap dan logat kental Palembang.
Kuat dugaan penyerangan ini terkait dengan pemberitaan yang dibuat dirinya terhadap kasus tambang ilegal di Laut Penagan yang gencar diberitakan belakangan ini.
“Saya mencurigai aksi pelaku ini karena berita di media saya” tukasnya.
Akibat peristiwa yang hampir mencelakai dirinya tersebut, ia pun langsung melaporkan pihak Polsek Mendo Barat.
“Saya sudah dimintai keterangan di Polsek66 Mendobarat. Sebelumnya, Kapolsek beserta anggota sudah mendatangi TKP di rumah saya. Terimakasih kepada Pak Kapolsek yang sudah cepat tanggap langsung ke TKP. Semoga juga kejadian ini mendapat perhatian lembaga pers di Babel,” kilahnya.
Sementara itu, Pimred Trasberita, Doi saat dihubungi SimpulIndonesia.com membenarkan adanya aksi kekerasan terhadap wartawan nya. Saat ini pihaknya sudah membuat laporan pengaduan ke pihak kepolisian atas kejadian tersebut.
Menurut Doi, kemungkinan diduga kejadian ini berkaitan dengan pemberitaan Tambang ilegal di Laut Penagan yang dibuat Trasberita beberapa waktu yang lalu.
"Kita berharap pihak kepolisian dapat mengungkapkan kejadian ini dan dapat menangkap pelakunya," tukas Doi.
Berdasarkan data dilapangan, setidaknya di tahun 2023 terjadi kecenderungan kasus kekerasan terhadap wartawan terus meningkat, bahkan berulang hingga saat ini.
Dari data yang diperoleh SimpulIndonesia.com bahwa sudah beberapa kali kejadian kekerasan dan intimidasi terhadap wartawan di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini.
Diantara, kejadian pada Rais seorang wartawan media online yang di pukul OTK dan juga Nizar alias Jack yang dipukul oleh Yanto penjaga lokasi diduga ilegal.
Dengan ada tindak kekerasan Terhadap wartawan Kembali Terjadi, Ini Bukti Pewarta Berita butuh perlindungan. (Aimy).