-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Iklan

‘Nelayan Mati Ditangan Oknum Polisi’ HMI Cabang Konawe Selatan Bereaksi Keras

Selasa, 12 Desember 2023 | 11.22 WIB | 0 Views Last Updated 2023-12-12T04:23:56Z

Gambar : Saat HMI Cabang Konawe Selatan melakukan aksi unjuk rasa menyoal nelayan yang disinyalir mati tertembak oleh oknum polisi. (Foto/Ist).


SimpulIndonesia.com__SULTRA,— Dari lembaga Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Konawe Selatan (Konsel) melakukan Unjuk Rasa di Perempatan Adibahasa dan Perempatan Pasar Baru Kota Kendari, Senin (11/12/2023).


Demonstrasi tersebut terjadi lantaran disinyalir adanya nelayan mati di tangan oknum polisi hingga HMI Cabang Konawes Selatan bereaksi keras.


Para demonstran menuntut agar kasus penembakan terhadap masyarakat nelayan dikecematan laonti kabupaten Konawe Selatan provinsi Sulawesi Tenggara pada hari Jum'at 24 November 2023 lalu, segera di ambil alih oleh kepala kepolisian Republik Indonesia (Kapolri).


Dalam orasinya demonstran juga mengatakan agar pelaku penembakan yang diduga dilakukan oleh anggota Polairud Polda sultra untuk segera di proses hukum dan segera lakukan pemecatan secara tidak terhormat.


Erik Santo selaku jendral lapangan dalam aksi tersebut mengatakan dalam orasinya mengatakan Kapolri harus segera mengungkap kasus ini.


“KAPOLRI harus segera mengungkap dan mengambil alih kasus penembakan di desa cempedak kecamatan laonti kabupaten Konawe Selatan yang mengakibatkan dua orang nelayan meninggal dunia yang di duga di lakukan oleh oknum anggota kepolisian Dirpolairud,”Kata Erik dalam keterangan tertulisnya yang diterima tim SimpulIndonesia.com.


Ditempat yang sama Hendra Yus Khalid Selaku Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Konsel Mengatakan dalam orasinya, mengatakan bahwa insiden ini bukan hanya pelanggaran etik semata.


“Kapolri harus segera mengambil alih kasus penembakan yang diduga dilakukan oleh anggota Polairud Polda sultra karna penembakan tersebut merupakan pelanggaran kode etik Kepolisian, tindakan tersebut juga merupakan tindak pidana yang harus cepat ditindak lanjuti sebagai aparat penegak hukum agar Hukum benar-benar ditegakkan sebagaimana amanat UUD Tahun 1945,”Tegas Yus Khalid.


Demonstran ini juga meminta agar kepala kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) untuk segera mencopot dan memutasi kepala Kepolisian daerah Sulawesi tenggara (Kapolda Sultra) dan direktur Polisi air dan udara Sulawesi tenggara (Dirpolairud polda Sultra).


“Sebagai Pemimpin tertinggi dikepolisian Daerah Sulawesi tenggara dalam hal ini Kapolda Sultra agar sekiranya bertanggung jawab penuh atas penembakan terhadap masyarakat nelayan dicempedak kecematan laonti kabupaten Konawe Selatan provinsi Sulawesi tenggara,”Bebernya.


“Kapolri harus mengambil Alih karena Kapolda Sulawesi tenggara sudah tidak bisa dipercaya dan kami menduga adanya konspirasi yang dibuat bersama dirpolairud Polda Sultra,”Sambung Pengurus Pusat Forum Alumni Badan eksekutif mahasiswa itu.


Dipenghujung orasi Mereka lakukan juga konferensi pers. dalam tuntutan Mereka Himpunan Mahasiswa Islam HMI Cabang Konsel meminta agar Kapolri mengambil alih kasusu penembakan dan segera ditangkap pelaku penembakan serta mencopot Kapolda Sultra dan dirpolairud Polda Sultra


Berikut Tuntutannya :


1. Meminta Kapolri untuk Mengambil Alih kasus penembakan dicempedak kecematan laonti kabupaten Konawe Selatan provinsi Sulawesi tenggara

2. Meminta Kapolri untuk memecat anggota dirpolairud Polda sultra yang diduga telah melakukan penembakan

3. Meminta Kapolri untuk memutasi dan mencopot Kapolda Sultra

4. Meminta Kapolri memutasi dan mencopot dirpolairud Polda Sultra

5. Kami Meminta Kapolri untuk menindaklanjuti tuntan kami demi tegaknya Hukum dinegara kesatuan Republik Indonesia dan demi menjaga institusi kepolisian dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab serta tidak menjunjung tinggi nilai-nilai kepolisian.


Sampai berita ini ditayangkan belum ada konfirmasi dari pihak terkait, Tim Redaksi SimpulIndonesia.com masih berupaya melakukan konfirmasi kepada pihak terkait.(Nur).


×
Berita Terbaru Update