.jpeg)
 |
| Ust Ilyas Amsur saat mengisi kajian umum dihadapan orang tua/wali santri Nurul Jibal Kondo |
SimpulIndonesia.com, SINJAI -- Lintasan waktu dengan rotasinya hingga mengantarkan Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Nurul Jibal Kondo semakin menampakkan jati dirinya sebagai lembaga pendidikan Islam yang punya kontribusi besar untuk ummat dan bangsa.
.png)
Pesantren yang tak hanya mampu melahirkan ratusan penghafal Al Qur'an namun juga pencetak dai untuk mencerahkan ummat.
Salah satunya Ust Muh. Ilyas Amsur yang tak lain merupakan alumni pertama MTs Tahfidzul Qur'an Nurul Jibal, sosok yang dikenal singa mimbar beberapa tahun belakangan ini dengan semangatnya yang berapi-api dalam menyampaikan dakwah.
Berkesempatan mengisi kajian umum dihadapan para santri, orang tua/wali santri, jamaah Ponpes Nurul Jibal pada Selasa, 30 Januari 2024 siang.
Dalam ceramahnya ia menekankan pentingnya menghormati guru, menghormati orang tua dan menghormati sesama.
Salah satunya Ust Muh. Ilyas Amsur yang tak lain merupakan alumni pertama MTs Tahfidzul Qur'an Nurul Jibal, sosok yang dikenal singa mimbar beberapa tahun belakangan ini dengan semangatnya yang berapi-api dalam menyampaikan dakwah.
Berkesempatan mengisi kajian umum dihadapan para santri, orang tua/wali santri, jamaah Ponpes Nurul Jibal pada Selasa, 30 Januari 2024 siang.
Dalam ceramahnya ia menekankan pentingnya menghormati guru, menghormati orang tua dan menghormati sesama.
Khususnya menghormati guru menurut Ust Ilyas, berkahnya menghormati guru melebihi dari sekedar nilai dan prestasi akademik di sekolah.
"Keberkahan itu akan semakin terasa seiring berjalan waktu, artinya bukan sekarang. Karena saat ini yang kita lakukan adalah proses merajut keberkahan," jelas Ust Ilyas.
"Boleh jadi, sama-sama menjadi santri, sama-sama berjuang, sama-sama dapat hukuman atas setiap pelanggaran aturan pondok, tapi hasilnya yang berbeda karena saat menjadi santri ada yang menghormati gurunya dan pula ada yang kurang ajar sama gurunya," tambahnya.
Menurutnya, apa yang ia rasakan saat ini tak terlepas dari doa dan penghormatannya terhadap guru dan orang tua. Istilahnya, apa yang ditanam itu pula yang akan kita tuai.
Selain itu, Diera digital saat ini, ia mengaku siap berkontribusi untuk pengembangan Ponpes Nurul Jibal tercinta, meski dibatasi oleh jarak yang terbilang jauh namun tidak menghalangi dirinya untuk melakukan inovasi inovasi sesuai bidang dan tugasnya yang diberikannya.
"Insya Allah siap berkontribusi untuk pengembangan Ponpes Nurul Jibal tercinta, jarak tak menghalangi kami untuk melakukan inovasi sesuai tugas dan tanggung jawab yang diberikan," tegasnya.
"Keberkahan itu akan semakin terasa seiring berjalan waktu, artinya bukan sekarang. Karena saat ini yang kita lakukan adalah proses merajut keberkahan," jelas Ust Ilyas.
"Boleh jadi, sama-sama menjadi santri, sama-sama berjuang, sama-sama dapat hukuman atas setiap pelanggaran aturan pondok, tapi hasilnya yang berbeda karena saat menjadi santri ada yang menghormati gurunya dan pula ada yang kurang ajar sama gurunya," tambahnya.
Menurutnya, apa yang ia rasakan saat ini tak terlepas dari doa dan penghormatannya terhadap guru dan orang tua. Istilahnya, apa yang ditanam itu pula yang akan kita tuai.
Selain itu, Diera digital saat ini, ia mengaku siap berkontribusi untuk pengembangan Ponpes Nurul Jibal tercinta, meski dibatasi oleh jarak yang terbilang jauh namun tidak menghalangi dirinya untuk melakukan inovasi inovasi sesuai bidang dan tugasnya yang diberikannya.
"Insya Allah siap berkontribusi untuk pengembangan Ponpes Nurul Jibal tercinta, jarak tak menghalangi kami untuk melakukan inovasi sesuai tugas dan tanggung jawab yang diberikan," tegasnya.
Diketahui, pria kelahiran tahun 1999 ini diamanahi sebagai wakil pimpinan Ponpes Nurul Jibal Bidang Informasi Tekhnologi dan Publikasi.
