-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Iklan

Nelayan Kesal PIP Illegal Batu Hitam Beraktivitas Lagi. 'APH Terkesan Diam.' Ada Apa ?

Sabtu, 13 Januari 2024 | 10:55 PG WIB | 0 Views Last Updated 2024-01-13T03:55:57Z


SIMPULINDONESIA.com_ BANGKA,- Sejumlah nelayan Batu Hitam merasa kesal terhadap Aparat Penegak Hukum (APH) terkesan hanya diam saja dengan keberadaan Tambang Illegal yang mulai merusak kawasan Sungai Rumpak Kabupaten Bangka.


Sedangkan sungai tersebut merupakan jalan masuk dan keluar para nelayan untuk beraktivitas mencari rezeki ke laut.


Bicara tambang illegal di Mengkubung seakan-akan tidak pernah habis-habisnya. Meski pun itu sudah jelas-jelas aktivitasnya illegal. 


Namun aktivitas ratusan Ponton Isap Produksi (PIP) di kawasan Mengkubung dan sekitanya tersebut tetap membara. Apalagi saat ini disebutkan oleh sejumlah nelayan yang mencari nafkah di perairan Teluk Kelabat Dalam bahwa aktivitas tambang illegal sudah memasuki area di depan Sungai Rumpak.


Kawasan muara dan Sungai Rumpak ini juga merupakan kawasan konservasi, yang sudah jelas sangat dilindungi oleh undang-undang.


Sejauh ini terkesan tidak ada upaya penertiban yang dilakukan oleh aparat penegak hukum (APH) atau pihak berwenang lainnya.


"Oknum Kadus itu mengelolah di Batu Hitam, Pulau Padi dan Tanjung Batu. Yang di Batu Hitam itu ponton sudah merambah ke dalam aliran Sungai Rumpak. Kalo tidak salah, kawasan Sungai Rumpak ini sudah masuk kawasan konservasi," ujar Mo kepada Tim Journalis Babel Bergerak (Jobber).


Sumber data ini diperoleh berdasarkan atas kiriman foto lokasi di sekitar Sungai Rumpak dari Mo kepada Tim Jober, Minggu (7/1/2024) lalu.


Selain kawasan Sungai Rumpak, menurut cerita Mo, sebagian ponton yang beroperasi di Batu Hitam, mulai bergerser ke kawasan Pulau Padi.


"Sekarang ini ada beberapa ponton yang baru dengan berbendera Mengkubung. Yang mengendalikan ini didominasi oleh oknum Kadus itulah, Bang," sebut Mo.


Dalam video berdurasi 25 detik yang dikirim warga ke Tim Jobber, terlihat bahwa video tersebut diambil pada Sabtu (6/1/2024) lalu sekitar pukul 18.14 WIB.


Menggambarkan betapa sadisnya ratusan ponton-ponton ilegal menutup alur akses keluar masuk nelayan.


Ratusan Ponton Isap Produksi (PIP) ilegal pesta pora di wilayah Sungai Rumpak, Batu Hitam perairan Mengkubung.

Mirisnya, selain terkesan menantang, mereka tidak menghiraukan hajat nelayan setempat. 


Di mana wilayah beroperasi ratusan ponton ilegal tersebut merupakan alur nelayan.Mereka berharap, APH menindak tegas segala bentuk aktivitas tambang ilegal yang menggangu hajat mereka.


"Hari ini (Sabtu- _red_) kami melihat ponton ponton telah menutupi alur⅞ nelayan. Jumlahnya ratusan ponton. Kami harap aparat penegak hukum menindak tegas tambang yang membandel di perairan sungai Rumpak, Batu Hitam," kata sumber jaringan Tim Jobber.


Sementara itu, Kapolsek Belinyu AKP Singgih yang dikonfirmasi Tim Jobber pada Minggu (7/1/2024), tidak berkenan menanggapi konfirmasi terkait sikap yang akan diambil oleh pihak APH di Polsek Belinyu. Hanya mengucapkan ucapan terima kasih atas informasinya.


"Terimakasih banyk informasinya Pak, nanti kami cek," tutur AKP Singgih.


Untuk mengetahui seberapa hebatnya tambang ilegal itu sampai beroperasi leluasa, Tim Jobber juga berusaha mengkonfirmasi ke pihak penegakan hukum Dinas Kehutan dan Lingkungan Hidup (KLH) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rewi, pada Minggu (7/1/2024).


Namun sayangnya hingga berita ini dinaikkan, Rewi belum merespon konfirmasi yang dikirimkan Tim Jobber melalui pesan WhatsApp (WA).


Demo Nelayan Sia Sia


Dilansir sebelumnya, aksi demo ratusan nelayan dari 9 Desa ke kantor Gubernur dan Polda Kepulauan Bangka Belitung beberapa waktu yang lalu nampaknya sia sia saja.


Pasalnya, beberapa poin tuntutan mereka salah satunya menuntut Kapolda Babel untuk menindak tegas mafia tambang dan oknum aparat yang terlibat dalam aktivitas tambang ilegal di wilayah Teluk Kelabat Dalam, belum membuahkan hasil.


Bahkan, aktivitas tambang ilegal di perairan Teluk Kelabat, khususnya Batu Hitam, Mengkubung justru semakin menantang dan terus menggiat.


Meskipun sebelumnya, dari pantauan SimpulIndonesia.com bahwa pasca demo aktivitas tambang ilegal sepanjang Teluk Kelabat sempat berhenti. Namun, itu hanya lah untuk beberapa hari saja. Setelah itu, secara kucing kucingan mereka kembali nekat beroperasi.


"Entahlah Bang, kami lah tidak tahu lagi mau lapor kemana? Tampaknya pihal Polda dan Pemprov Babel juga tak mampu menertibkan para penambang tersebut," tukas Coi, salah seorang nelayan Teluk Kelabat beberapa waktu yang lalu.


Sementara itu, Informasi yang dihimpun tim Jobber, dalam sepekan ini bahwa puluhan ponton secara diam-diam mulai menambang di sekitar Sungai Rumpak Batu Hitam Mengkubung.


Sedangkan di beberapa wilayah lainnya di perairan Teluk Kelabat Dalam, puluhan ponton terpantau masih terparkir.


"Yang agresif dan masif ini hanya terlihat di sekitar Sungai Rumpak Batu Hitam Mengkubung. Di lokasi ini puluhan ponton tambang sudah beroperasi, tanpa adanya rasa takut ataupun khawatir adanya penertiban dari aparat penegak hukum," tutur Coi yang juga mengirimkan video aktivitas puluhan ponton beraktivitas di Sungai Rumpak.


Para nelayan ini juga sempat menyebutkan bahwa keberanian para penambang ini beraktivitas karena dibekengi oleh oknum anggota.


"Kami dapat info bahwa mereka ini ada bekingnya bang. Infonya ada oknum anggota yang membekingi mereka. Kalau yang bertugas mengawasi atau mengkoordinir di lapangan, kami dengar namanya Yayan Bang," tandas Coi. (Aimy).

Sumber : Tim Jober.

IKLAN

×
Berita Terbaru Update