-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Iklan

Ratusan Petani Konawe Selatan Kompak Golput di Pemilu Mendatang, Warga Bilang Sejak Merbau Datang, Bupati dan Anggota Dewan ‘Hilang’

Isnin, 29 Januari 2024 | 9:50 PG WIB | 0 Views Last Updated 2024-01-29T02:50:40Z

Gambar : Salah satu warga petani Konawe Selatan dan Tim Legal Amarah Rakyat Konawe Selatan Asran Sangkati,.S.H (Kanan). (Foto/SimpulIndonesia.com).


SimpulIndonesia.com__SULTRA,— Akibat penyerobotan lahan yang diduga dilakukan PT Merbaujaya Indharaya Group masyarakat petani Kabupaten Konawe Selatan kompak menyatakan sikap tidak akan memberikan hak suaranya pada pemilu 14 Februari 2024 mendatang. Senin (29/12/2023).


Ratusan masyarakat dan petani di Konawe Selatan memilih akan golput atau tidak memilih di Pemilu 2024, karena selama bertahun-tahun penderitaannya tak pernah diselesaikan.


Hal ini diungkapkan karena kekecewaan masyarakat kepada pemerintah dan wakil rakyat, yang telah beberapa kali ditemui baik dari pemerintah maupun wakil rakyat, namun hanya diberi janji.


Salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengatakan, sudah bertahun-tahun ia memperjuangkan haknya sebagai pemilik lahan pertanian yang diserobot oleh PT Marbaujaya Indahraya Group.


Para petani telah mengungkapkan penderitaan yang mereka alami kepada pemerintah, namun tidak pernah ditanggapi apalagi diselesaikan.


"Kami masyarakat para petani yang terzalimi akan mengambil kesimpulan bahwa ketika kami tidak diperhatikan, untuk apa kita memilih wakil rakyat yang tidak memperhatikan kita. Apabila dalam waktu dekat ini masalah kami tidak diselesaikan, kami akan golput tidak akan memilih," tegas salah seorang petani yang ditemui dilahan pertaniannya (28/01/2024).


Para petani telah melakukan beberapa kali aksi demonstrasi, bahkan sampai ke DPR RI. Sudah hampir 10 tahun penderitaan yang dialami para petani. Meski telah memperlihatkan bukti sertifikat atas tanah yang kini dikuasai PT Marbaujaya Indahraya Group, namun pemerintah tetap tak perduli dan bahkan melegalkan status HGU PT Marbaujaya.


"Kami sudah capek, tidak pernah ada penyelesaian. Kami minta kepada pemerintah, kami para petani yang terzalimi ini minta penyelesaian masalah ini,"Tegasnya.


Menurut warga sejak PT Merbaujaya Indahraya Group hadir, anggota DPRD (legislatif) hilang dan Bupati dan Gubernur (eksekutif) juga hilang.


Tim hukum para petani, Asran Sangkati mengatakan, tindakan masyarakat ini karena sudah merasa jenuh terhadap kondisi yang dialami. 


“Setiap momen 5 tahun selalu didatangi. Namun ketika masyarakat membutuhkan bantuan, orang yang menjadi wakil rakyat tutup telinga,”Kata Asran Sangkati.


"Makanya mereka merasa terzalimi, menyuarakan akan golput karena kecewa dengan kondisi yang dipertontonkan para elit politik,"Sambung Asran.


Sementara warga lainnya, Prihatin mengatakan, ia sudah cukup menderita dengan tindakan yang dilakukan PT Marbaujaya Indahraya. Karena sejak masuknya perusahaan sawit tersebut, lahan perkebunan dan pertanian yang sebelumnya dipenuhi tanaman pangan untuk penghasilan sehar-hari dan tabungan untuk masa depan anak-anak mereka, digusur oleh PT Marbaujaya Indahraya.


"Kami hanya minta hak kami dikembalikan. Kami sudah tidak bisa bertani lagi," kata Prihatin.


Eko Rama yang mengawal para petani tersebut mengatakan bahwa memang ini tidak lagi bisa ditolelir sebab yang dilakukan perusahaan sudah sangat kelewat batas.


“Ini memang perjuangan para petani sangat panjang hingga belasan tahun, cuman memang wajar jika petani kecewa dengan eksekutif dan legislatif, pasalnya mereka berharap untuk diselesaikan persoalannya namun mereka hanya dijanji saja, tentulah masyarakat kecewa,”Kata Eko Rama yang dijumpai disalah satu lahan pertanian milik warga.


Menurutnya pihaknya akan kembali turun mendesak pihak pemerintah provinsi sulawesi tenggara untuk segera mengambil langkah-langkah tegas.


“Sementara ini kami masih melakukan konsolidasi dengan beberapa aktivis mahasiswa lintas kampus, untuk kembali turun kejalan bersama para petani mendesak pemprov sultra untuk segera mengambil langkah tegas, kasian petani gara-gara PT Merbau mereka tak lagi sejahtera hidupnya,”Tutup Eko Rama.


Sampai berita ini ditayangkan tim Redaski SimpulIndonesia.com masih berupaya melakuka  konfirmasi kepada pihak terkait. (Nur).

IKLAN

×
Berita Terbaru Update