Oleh : Ahmad Robbani BTKR.
Inovasi adalah katalis utama dalam mendorong perkembangan suatu daerah, namun realitanya inovasi di daerah masih jauh dari harapan.
Ketika kita membahas inovasi yang berkembang di berbagai daerah, kita harus jujur mengakui bahwa upaya ini belum mampu menyentuh hulu-hilir permasalahan sosial-masyarakat yang ada.
Banyak inovasi yang seolah hanya menjadi pembaruan tanpa substansi, gagal memberikan solusi nyata bagi kompleksitas masalah yang dihadapi masyarakat.
Perumpamaan yang tepat untuk situasi ini adalah membandingkannya dengan kurikulum pendidikan.
Kurikulum sudah dirancang sedemikian rupa untuk mencakup semua aspek dari tenaga pendidik hingga peserta didik, menyentuh seluruh spektrum pendidikan dari hulu ke hilir.
Di sisi lain, inovasi daerah untuk menjadi modul pembelajaran atau bahkan sekedar tesis akademis masih jauh dari matang.
Banyak inovasi di daerah yang lebih cenderung merupakan kebaharuan dari apa yang telah ada, tanpa adanya pengembangan yang mendalam dan menyeluruh.
Sebuah inovasi seharusnya bukan hanya menjadi satu nilai baru, namun juga harus mampu memberikan dampak luas dan mendalam.
Sayangnya, masalah utama dari kurang meluasnya pandangan inovasi ini adalah minimnya data dan kurangnya kontributor yang kompeten.
Inovasi yang hanya melihat dari satu sudut pandang tidaklah cukup untuk menyelesaikan masalah kompleks masyarakat.
Hipotesa dan kesimpulan dari satu individu tidak akan mampu mengatasi kompleksitas yang ada. Bagaimana mungkin teori yang dikembangkan dan disimpulkan oleh satu orang dapat menyelesaikan masalah banyak orang?
Nilai-nilai akademis dalam inovasi juga mulai ditinggalkan, terutama dengan adanya proyek-proyek strategis nasional yang mengesampingkan kajian akademis demi percepatan pembangunan.
Misalnya, Kawasan Industri berstatus PSN (Proyek Strategis Nasional) seringkali menjalankan undang-undang baru yang mencoba meniadakan kajian akademisi.
Padahal, kajian akademis sangat penting untuk memastikan bahwa setiap inovasi yang diimplementasikan telah melalui proses evaluasi yang komprehensif dan dapat dipertanggungjawabkan.
Melihat problematika inovasi yang kurang inovatif ini, saya merasa perlu untuk menggemakan pentingnya literasi akademis di kalangan inovator.
Inovasi bukan hanya tentang ide baru, tetapi juga tentang bagaimana ide tersebut dikembangkan dan diterapkan secara menyeluruh dan berkelanjutan.
Mengupayakan agar ide dari sebuah inovasi dapat dikembang-terapkan dan tidak hanya fokus pada hak klaim yang kemudian vakum semata. Bagaimana sebuah inovasi bisa dikembangkan jika publikasinya saja minim?
Media harus berperan aktif dalam mengkritik, menganalisis, dan melakukan survei mandiri di lapangan untuk menjadi kontrol bagi para inovator.
Media dapat memastikan bahwa klaim-klaim yang disampaikan oleh para inovator dapat dipertanggungjawabkan dan bukan hanya sekadar pemaparan manis tanpa dampak yang berarti (permainan kebijakan yang bersifat administratif).
Menuju Indonesia Emas 2045, kita harus memilih jalan yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satunya adalah dengan memperkuat literasi akademis di kalangan inovator.
Mengapa literasi akademis begitu penting? Karena literasi akademis memungkinkan inovator untuk memahami, mengembangkan, dan menerapkan ide-ide inovatif dengan dasar yang kuat dan teruji.
Kajian akademis membantu dalam menilai kelayakan dan dampak dari suatu inovasi, memastikan bahwa inovasi tersebut benar-benar dapat memberikan solusi yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Literasi akademis juga mendorong kolaborasi antara akademisi dan praktisi di lapangan. Kolaborasi ini sangat penting untuk menghasilkan inovasi yang komprehensif dan mampu menyentuh seluruh aspek permasalahan dari hulu ke hilir.
Inovasi yang baik adalah inovasi yang didasarkan pada data yang akurat, analisis yang mendalam, dan evaluasi yang berkelanjutan.
Maka dari itu, saya menyerukan kepada semua pihak untuk lebih memperhatikan dan menggemakan pentingnya literasi akademis dalam setiap proses inovasi.
Tidak hanya untuk memenuhi standar akademis, tetapi juga untuk memastikan bahwa setiap inovasi yang dikembangkan dapat memberikan dampak positif yang nyata bagi masyarakat.
Mari kita jadikan literasi akademis sebagai fondasi utama dalam setiap langkah inovasi kita menuju Indonesia Emas 2045.
Sebagai langkah awal, saya mengajak Anda untuk mengkaji lebih dalam tentang literasi akademis melalui berbagai sumber yang tersedia.
Salah satu referensi yang bisa dijadikan bahan kajian adalah video berikut: https://www.youtube.com/live/VHfNga-28F0