-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Iklan

Tambang Timah Di Desa Benteng Kuta Makan Korban, 3 Meninggal 1 Selamat

Senin, 29 Juli 2024 | 16.37 WIB | 0 Views Last Updated 2024-07-29T09:37:16Z




SIMPULINDONESIA.com_ BANGKA BARAT,- Usaha pertambangan timah di Bangka Belitung kembali memakan korban dengan terjadinya kecelakaan tambang timah di desa Benteng Kuta Kecamatan Tempilang Bangka Barat .


Peristiwa naas itu terjadi pada Kamis (25/7/2024) sekira  pukul 16.00 WIB yang melibatkan 4 orang pekerja penambang menjadi korban. Dari 4 korban, 3 orang dinyatakan meninggal dunia  dan 1 orang selamat. 


Peristiwa itu terjadi dilokasi yang dikenal sebagai bekas tambang timah KJUB yang disinyalir masih termasuk dalam IUP /WIUP PT.TIMAH.


Dari data yang ada, bahwa kecelakaan tambang ini disebabkan oleh longsornya dinding kolong/lubang tambang dengan kedalaman sekitar 12 meter saat ke empat pekerja sedang fokus untuk mendorong pasir timah dengan penyemprotan air monitor.


Tanpa menyadari,  pergerakan longsoran tanah yang secara tiba-tiba sudah menghantam korban.  Sehingga 3 orang meninggal tertimbun tanah dan 1 orang yang masih selamat karena tertimbun sebagian tubuhnya saja. 


Tiga orang yang meninggal itu adalah Badiok (55), Pit (30) menantunya Badiok dan Suhai (40). Sedangkan yang selamat Nie (38).


Berdasarkan keterangan yang digali kecelakaan tambang inipun diketahui oleh petugas dari PT. Timah Tbk dan masyarakat. Selanjutnya upaya evakuasi segera dilakukan  dengan langkah pertama menyelamatkan / mengambil korban yang masih hidup. 


Lalu dilakukanlah upaya pencarian para korban yang tertimbun dengan penggalian secara hati-hati dan kewaspadaan dengan menggunakan alat berat excavator yang memang biasa ada di wilayah itu. 


Akhirnya dengan kerja sama beberapa pihak yang terkait dan masyarakat sampai sekitar pukul 23.00 WIB secara bertahap ketiga korban yang telah meninggal  berhasil dievakuasi.


Tampak pita garis polisi (police line) terpasang di sekitar lokasi kejadian yang menandakan masalah ini sudah ditangani oleh pihak kepolisian yang berwenang.


Adapun menurut sumber dari masyarakat bahwa keluarga korban memilih penyelesaian masalah ini secara musyawarah mufakat antara bos pemilik tambang yang biasanya dikenal dengan nama Amin dengan keluarga korban. (Bejok).

Iklan

×
Berita Terbaru Update