POLEWALI MANDAR - Sejak diluncurkannya Program Kampung Iklim (ProKlim) oleh pemerintah pusat, Kabupaten Polewali Mandar menjadi salah satu daerah yang paling aktif dalam implementasi program ini.
Hingga tahun 2024, sebanyak 57 lokasi di wilayah ini telah mendapatkan penghargaan melalui aplikasi SRN PPI, menempatkan Polewali Mandar sebagai salah satu kabupaten dengan capaian tertinggi di Sulawesi Barat.
DLHK Kabupaten Polewali Mandar memulai pendampingan ProKlim sejak tahun 2017, bekerja sama dengan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terkait, seperti penyuluh pertanian, tenaga kesehatan, dan aktivis lingkungan.
"Kami menyadari bahwa untuk mencapai hasil maksimal, perlu adanya sinergi antara berbagai pihak yang memiliki keterkaitan langsung dengan lokasi-lokasi yang diusulkan," ungkap Rahmati, Kepala Bidang Pengelolaan Limbah dan Pengendalian Pencemaran DLHK Polewali Mandar.
Keberhasilan 57 lokasi yang mendapatkan penghargaan ini tidak lepas dari kerja keras tim pendampingan dan masyarakat setempat yang antusias mengikuti setiap tahapan yang ditetapkan dalam ProKlim.
Dari 57 lokasi tersebut, 28 lokasi mendapatkan Sertifikat ProKlim Utama, 23 lokasi mendapatkan Sertifikat ProKlim Madya, dan 6 lokasi mendapatkan Sertifikat Pratama.
Tak hanya itu, dua lokasi di antaranya berhasil meraih Tropi Utama, sebuah pencapaian yang luar biasa bagi kabupaten ini.
"Ini adalah bukti bahwa kesadaran masyarakat terhadap pentingnya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim sudah mulai terbentuk dengan baik," kata Rahmati.
Kabid DLHK Polman itu menambahkan, bahwa keberhasilan ini diharapkan dapat memicu semangat desa-desa lain di Polewali Mandar untuk lebih aktif dalam program-program lingkungan yang dicanangkan pemerintah.
Salah satu tantangan terbesar dalam implementasi ProKlim di Polewali Mandar adalah bagaimana memastikan bahwa setiap lokasi yang diusulkan benar-benar memiliki potensi dan kesiapan untuk menjalankan program ini.
Untuk itu, DLHK melakukan serangkaian pertemuan di tingkat kabupaten dengan melibatkan berbagai stakeholder, termasuk perwakilan dari kecamatan dan desa, guna mendapatkan informasi akurat terkait calon lokasi ProKlim.
"Pendekatan yang kami lakukan adalah dengan langsung turun ke lapangan, mengidentifikasi kondisi nyata di setiap desa, dan bekerja sama dengan masyarakat untuk memahami permasalahan dan potensi yang ada," jelas Rahmati.
Proses ini kemudian dilanjutkan dengan pendampingan dan pembinaan yang intensif, memastikan setiap lokasi mampu memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Ke depan, DLHK Polewali Mandar berencana untuk terus memperluas jangkauan ProKlim, dengan menargetkan desa-desa yang belum terlibat dalam program ini.
"Kami ingin semua desa di Polewali Mandar merasakan manfaat dari ProKlim, baik dalam hal pengelolaan lingkungan maupun dalam peningkatan kualitas hidup masyarakatnya," ujar Rahmati.
Keberhasilan yang diraih oleh 57 lokasi ini menunjukkan bahwa upaya kolektif yang dilakukan selama tujuh tahun terakhir telah membuahkan hasil yang signifikan.
Namun, Rahmati menekankan bahwa penghargaan yang diperoleh hanyalah bonus dari kerja keras yang dilakukan oleh semua pihak.
"Yang terpenting adalah keberlanjutan dari setiap aksi yang telah dijalankan, sehingga dampaknya dapat dirasakan oleh generasi mendatang," tutupnya.
----------
Laporan : Ahmad BTKR. Robbani