-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Iklan

Gelar Kebangsawanan Suku Bugis - Makassar

Jumaat, 27 September 2024 | 7:59 PTG WIB | 0 Views Last Updated 2024-09-27T12:59:55Z


SimpulIndonesia.com
_Makassar, Suku Bugis dan Makassar di Sulawesi Selatan terkenal dengan keragaman budayanya yang kaya dan terjaga. Salah satu aspek yang mencolok adalah penggunaan gelar bangsawan, yang mencerminkan stratifikasi sosial di masyarakat.



Gelar seperti 'Andi' dan 'Daeng' mungkin sudah dikenal luas. Namun, ada banyak gelar bangsawan lain yang melambangkan status sosial berdasarkan silsilah keturunan. 


Konsep stratifikasi sosial ini konon bermula sejak kedatangan To Manurung, yang diyakini sebagai raja yang diutus untuk memimpin manusia(keyakinan Bugis Kuno) . Setelah masa To Manurung, raja berasal dari kasta tertinggi, yaitu Ana'karaeng, menciptakan struktur sosial yang masih ada hingga kini.


TINGKATAN GELAR BANGSAWAN


Dalam stratifikasi masyarakat Bugis-Makassar, terdapat tiga tingkatan utama:


1. Ana'Karaeng: Kasta tertinggi yang terdiri dari kerabat raja. Mereka memegang kekuasaan ekonomi dan pemerintahan.


2. Tumaradeka: Kasta kedua, mencakup mayoritas masyarakat yang merdeka dan tidak diperbudak.


3. Ata: Kasta terendah, terdiri dari budak atau mereka yang terjerat utang.


Gelar-gelar bangsawan ini mencerminkan status yang sakral dalam masyarakat. Berikut adalah beberapa gelar yang umum digunakan:


1. Andi: Gelar yang digunakan oleh keturunan bangsawan Bugis, mulai dipakai sejak 1713. Gelar ini juga lazim di kalangan bangsawan Makassar.


2. Petta: Gelar tambahan bagi bangsawan yang telah menikah, menandakan status baru setelah pernikahan.


3. Datu: Gelar tertinggi di masyarakat Wajo, biasanya diberikan kepada anak yang disiapkan menjadi raja.


4. Bau: Gelar yang menunjukkan derajat tinggi, sering digunakan sebagai pengganti istilah Andi.


5. Daeng: Gelar untuk individu dari keluarga bangsawan, menandakan prestasi dan penghormatan.


6. Karaeng: Sebutan untuk pemimpin yang berasal dari keturunan Tomanurung, menunjukkan status terpandang dalam masyarakat.


7. Kare: Gelar untuk pemimpin kerajaan lokal, yang lebih dulu dikenal sebelum istilah Karaeng.


8. Puang: Gelar tertinggi yang menunjukkan kedudukan sebelum raja, muncul dari sejarah tertentu dalam masyarakat.


9. Arung: Jabatan yang setara dengan raja, biasanya berasal dari keluarga Puang.


10. Iye: Gelar untuk keturunan raja yang lebih jauh, berdasarkan silsilah.


11. I dan La: Gelar yang memiliki makna sama, tetapi berbeda suku pengguna; 'I' untuk Makassar dan 'La' untuk Bugis.


12. Opu: Gelar untuk individu yang telah menikah dan menduduki jabatan dalam birokrasi kerajaan.


13. Sombaya: Gelar khusus untuk raja di kerajaan Gowa, yang berarti 'yang disembah'.


Gelar-gelar ini menunjukkan kompleksitas sosial dan budaya masyarakat Bugis-Makassar yang masih hidup hingga sekarang. Keberagaman dan kedalaman makna gelar ini menjadi bagian integral dari identitas mereka.

IKLAN



×
Berita Terbaru Update