-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Iklan

Dugaan Money Politik Cagub ASR, Korpus BEM Anggap Ada Kejanggalan Dalam Klarifikasi di Bawaslu Sulawesi Tenggara

Sabtu, 26 Oktober 2024 | 7:57 PTG WIB | 0 Views Last Updated 2024-10-26T12:57:20Z

 

Gambar : Koordinator Pusat Badan Eksekutif Mahasiswa Se Sulawesi Tenggara, Ashabul Akram. (Foto/Ist).

SimpulIndonesia.com__KENDARI,— Koordinator Pusat (Korpus) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Se-Sulawesi Tenggara (Sultra) memenuhi panggilan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Sultra pada Sabtu (26/10/2024).


Diketahui, Korpus BEM Se-Sultra telah menjalani klarifikasi dua kali terkait dugaan politik uang yang melibatkan calon gubernur nomor urut 2, pasangan Andi Sumanggeruka dan Hugua. 


Sebelumnya, Korpus BEM Se-Sultra melaporkan dugaan ini ke Bawaslu RI, yang kemudian dilimpahkan ke Bawaslu Sultra.


Korpus BEM Se-Sultra, Ashabul Akram mengatakan bahwa klarifikasi ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tambahan terkait keterlibatan calon gubernur sultra asr soal dugaan politik uang. 


"Saya hadir untuk yang kedua kalinya dalam memenuhi undangan klarifikasi tambahan. Klarifikasi ini sudah saya hadiri dua kali," ujarnya.


Ashabul juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap proses klarifikasi saat di Bawaslu Sultra. 


"Selama klarifikasi tambahan, Bawaslu Sultra hanya bercerita saja tidak fokus pada pertanyaan yang relevan untuk menambah klarifikasi terkait dugaan politik uang cagub nomor urut 2," jelasnya.


Pihaknya juga mengatakan adanya kejanggalan dalam proses administrasi di Bawaslu Sultra. 


"Saya seharusnya diperiksa oleh Valentino Putra Parlan, S.Kom, tetapi justru diperiksa oleh Amriadin, S.H. Ini menunjukkan bahwa Bawaslu Sultra tidak tertib administrasi," ujarnya.


Ashabul merasa pihaknya seakan disudutkan selama proses klarifikasi oleh Bawaslu Sultra serta bawaslu sultra mengatakan laporannya tidak jelas.


"Saya mendengar Bawaslu Sultra mengatakan laporan kami tidak jelas dan konstruksi kejadiannya juga tidak jelas, bahkan pengurus BEM yang hadir klarifikasi pertama sempat di tanya di luar apakah gerakannya kami di biayai, ini menunjukkan ketika profesional sebagai penyelenggara, menyudutkan kami," ucapnya.


Sebagai penutup, Ashabul menyatakan bahwa Bawaslu Sultra meminta mereka untuk memanggil saksi, yang menurutnya menunjukkan ketidakprofesionalan dalam menangani kasus politik uang ini. 


"Klarifikasi kedua ini tidak jelas, saya merasa Bawaslu Sultra tidak menjalankan tupoksinya sebagai pengawas dengan baik, masa saya di suruh untuk memanggil sendiri saksi lantas apa kinerja bawaslu sultra," pungkasnya.


Sampai berita ini ditayangkan belum ada konfirmasi dari pihak terkait tim SimpulIndonesia.com masih berupaya melakuka konfirmasi kepada pihak terkait.(Nur).

IKLAN

×
Berita Terbaru Update