-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Iklan

Firman Gani Cium Aroma Taktik "Playing Victim" dalam Kasus Pengrusakan Baliho JADIMI

Kamis, 03 Oktober 2024 | 19.36 WIB | 0 Views Last Updated 2024-10-04T12:39:48Z

Foto: Firman Gani

SIMPULINDONESIA.com
_ BULUKUMBA,-
Aktivis senior Bulukumba, Firman Gani, mencium adanya aroma "Playing Victim" dalam kasus pengrusakan baliho Paslon 01 Jamaluddin M Syamsir dan Tomy Satria Yulianto (JADIMI). Menurutnya taktik tersebut sering dilakukan untuk menarik simpati publik.



Firman menduga pengrusakan baliho tersebut merupakan upaya pihak tertentu untuk memainkan peran korban atau "playing victim".


Ia menyebutkan bahwa ada kejanggalan dalam kasus pengrusakan tersebut, di mana baliho yang rusak adalah baliho JADIMI yang belum memiliki nomor urut, yang dipasang sebelum penetapan resmi nomor urut oleh KPU.


"Ini patut diduga sebagai upaya playing victim yang biasa digunakan dalam strategi politik. Baliho yang rusak itu bukan yang terbaru, tapi yang lama, yang belum punya nomor urut. Mengapa itu yang dirusak, bukan yang baru?" kata Firman saat diwawancarai, Kamis, 3 Oktober 2024.


Selain itu, Firman menambahkan bahwa sebagian besar baliho JADIMI yang rusak berada di lokasi yang berdekatan dengan baliho milik paslon Harapan Baru.


Hal ini, menurutnya, menimbulkan kesan seolah-olah perusakan dilakukan oleh pihak lawan politik untuk membangun narasi negatif.


"Rata-rata baliho yang dirusak berada di dekat baliho Harapan Baru. Ini bisa saja sengaja dilakukan untuk membuat masyarakat beranggapan bahwa lawan politik terlibat dalam pengrusakan tersebut," jelasnya.


Firman menegaskan bahwa taktik "playing victim" bukanlah hal baru dalam dunia politik. Menurutnya, dalam banyak kasus di luar sana paslon yang merasa terancam seringkali menggunakan strategi ini untuk mencari simpati dari pemilih dengan berpura-pura menjadi korban.


"Ini sering terjadi dalam politik. Ketika mereka merasa kalah dukungan, cara yang digunakan adalah menciptakan narasi bahwa mereka menjadi korban," tegas Firman.


Ia berharap agar taktik politik kotor semacam ini tidak terus berlangsung di Kabupaten Bulukumba, meskipun indikasi ke arah itu sudah mulai tampak.


"Saya harap cara-cara seperti ini tidak terjadi di Bulukumba. Kita harus menjaga suasana politik yang sehat dan bersih," tutupnya.

IKLAN



×
Berita Terbaru Update