-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Iklan

Soal Demonstran Dipukuli Oknum di Dinas Perkebunan dan Hotikultura Sulawesi Tenggara Masih Bergulir, Korban dan Saksi Diperiksa Polisi

Kamis, 03 Oktober 2024 | 15.07 WIB | 0 Views Last Updated 2024-10-03T08:07:02Z

 

Gambar : Setelah korban diperiksa polisi di Polresta Kendari. (Foto/Ist).


SimpulIndonesia.com__KENDARI,— Salah satu Aktivis Sulawesi Tenggara Sultra yang menjadi korban pemukulan yang disinyalir dilakukan oleh oknum di Dinas Perkebunan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tenggara. Kamis, (3/10/2024).


Sebelumnya, Para aktivis itu menggelar aksi unjuk rasa Jilid 2 di Kantor Dinas Perkebunan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).


Diketahui dalam aksinya buntuti dugaan korupsi pengadaan bibit kopi di Buton Selatan dan pekerjaan penyelamatan jeruk Siompu berbasis pupuk.


Korban pemukulan itu hari ini Kamis 3 Oktober 2024, menghadiri panggilan penyidik di Polreta Kota Kendari.


Korban bernama Farid Fagi Maladi mengungkapkan tindakan kekerasan itu diduga dilakukan oleh oknum pegawai dinas perkebunan dan hortikultura Sultra.


 Farid sebagai kordinator lapangan pada saat aksi itu, Pihaknya kembali menghadiri bersama dua saksi atas panggilan dari penyidik.


"Kami kembali hadir bersama dua saksi saya atas panggilan penyidik, untuk dimintai keterangan terkait kronologi pemukulan terhadap diri saya,”Kata korban.


Ia menerangkan, Bahwa pelaku itu sudah melakukan kekerasan padahal para aktivis itu datang untuk sampaikan aspirasi.


“Pelaku itu sudah melakukan kekerasan terhadap aktivis yang sedang menyampaikan aspirasi, lalu kami diterima dengan arogan oleh Oknum di Dinas itu,”Terangnya.


Korban pemukulan itu berharap agar pelaku bisa secepatnya ditangkap dan diproses sesuai hukum yang ada.


"Kami berharap Polresta Kota Kendari agar secepatnya mengambil langkah tegas serta menagkap terduga pelaku, agar menjadi efek jerah terhadap instansi yang alergi terhadap kritikan melalui aksi demontrasi,”Tutup Farid. (Andi/Nur).

IKLAN



×
Berita Terbaru Update