Oleh : Riswandi Eka Afrianto
Dalam upaya meningkatkan kualitas dan kesejahteraan petani desa, kehadiran kelembagaan berbasis masyarakat menjadi keniscayaan yang tak terelakkan.
Salah satu inisiatif penting yang hadir untuk memenuhi kebutuhan ini adalah Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S).
Kelembagaan ini berperan sebagai katalis perubahan pola pikir petani desa dari sistem subsisten tradisional menuju pendekatan yang lebih modern dan produktif.
Menggali Potensi P4S
P4S berbeda dari lembaga pelatihan formal. Ia adalah lembaga berbasis swadaya yang didirikan, dimiliki, dan dikelola oleh petani itu sendiri.
Para instruktur dalam P4S adalah petani-petani yang telah lebih dahulu sukses mengelola usaha tani mereka. Mereka menjadi teladan sekaligus sumber pembelajaran yang relevan bagi petani lainnya.
Dengan pendekatan ini, P4S menjawab kebutuhan pembelajaran kontekstual yang lebih dekat dengan kondisi nyata di lapangan.
Keunggulan P4S tidak hanya terletak pada kemampuan mengajarkan teknik bertani modern, tetapi juga dalam aspek pemberdayaan.
Petani belajar bukan hanya untuk meniru, tetapi untuk memimpin dan membangun kemandirian ekonomi berbasis agribisnis.
Dalam konteks inilah, P4S memainkan peran strategis sebagai jembatan yang menghubungkan teknologi pertanian modern dengan kebutuhan petani desa.
Tantangan dan Harapan
Meskipun memiliki potensi besar, kelembagaan P4S menghadapi berbagai tantangan.
Dari segi manajemen pelatihan, tidak semua P4S memiliki struktur yang solid atau kemampuan untuk menarik minat generasi muda.
Padahal, keberlanjutan lembaga ini sangat bergantung pada regenerasi pelaku pertanian yang inovatif.
Selain itu, keterbatasan dana sering kali menjadi hambatan dalam pengembangan usaha, sehingga P4S terkadang hanya berfungsi sebagai sarana pelatihan tanpa diimbangi penguatan ekonomi yang signifikan.
Namun, optimisme tetap harus dijaga. Dengan dukungan yang tepat dari pemerintah, lembaga swasta, dan masyarakat, P4S dapat bertransformasi menjadi pilar penting dalam pembangunan desa.
Penguatan aspek manajerial dan penyediaan akses terhadap teknologi serta pasar adalah langkah krusial.
Menuju Desa Berdaya
Jika dikelola dengan baik, P4S bukan hanya sekadar pusat pelatihan, melainkan motor penggerak ekonomi desa.
Dampaknya dapat meluas, mulai dari peningkatan produktivitas hasil tani hingga penguatan daya saing petani di pasar lokal maupun global.
Lebih jauh, P4S dapat menjadi ruang untuk mencetak generasi petani baru yang tangguh dan adaptif terhadap perubahan zaman.
Di tengah upaya transformasi desa berbasis agribisnis, P4S hadir sebagai harapan yang nyata. Kelembagaan ini bukan hanya soal transfer teknologi, melainkan juga transfer semangat, kemandirian, dan keberlanjutan.
Petani desa tidak lagi sekadar menjadi pelaku, tetapi juga inovator dan pemimpin dalam komunitasnya.
Sebagaimana pepatah mengatakan, “Petani adalah tulang punggung bangsa.” Maka, pemberdayaan mereka, melalui P4S atau inisiatif serupa, adalah investasi terbaik untuk masa depan Indonesia.
---
(Riwsandi Eka Afrianto, pemuda pemerhati agribisnis dan pemberdayaan desa)