Oleh: Ika Aspiana (Pembina FMDKI dan IPMI Bulukumba)
Tren "Unlock Your Potential" kini tengah populer di kalangan anak muda. Konsep ini mendorong generasi muda untuk mengenali kelebihan, minat, dan bakat yang mereka miliki, serta mengeksplorasi potensinya ke arah yang lebih produktif guna menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri.
Upaya unlock potential ini dapat membentuk karakter yang kuat, menumbuhkan sikap tangguh, mandiri, dan percaya diri dalam menghadapi tantangan hidup.
Di era akses informasi yang luas, tren ini juga membuka peluang belajar hal-hal baru yang mendukung pengembangan diri dengan mengoptimalkan potensi.
Sehingga, kita bisa menjadi inspirasi bagi orang lain, baik di lingkungan sekitar maupun di media sosial.
Di balik sisi positifnya, tren ini juga memiliki tantangan tersendiri. Dorongan untuk terus mengembangkan diri sering kali membuat kita merasa harus cepat mencapai "potensi" tertentu.
Hal ini memicu kecenderungan membandingkan diri sendiri dengan pencapaian orang lain dan juga rentan menimbulkan kelelahan mental jika tidak diimbangi dengan pengaturan waktu dan prioritas yang baik.
Di tengah fenomena FOMO (Fear of Missing Out), kita pun sering merasa tertekan karena takut ketinggalan tren. Sehingga, membuat kita mengabaikan potensi dan ritme perkembangan diri yang sebenarnya.
Selain itu, tekanan mental juga dapat muncul ketika ekspektasi diri melebihi kemampuan yang kita miliki.
Sehingga, kita terdorong untuk mencapai tujuan yang tidak sejalan dengan potensi kita bahkan krisis jati diri.
Inilah pentingnya untuk mengenali potensi diri terlebih dahulu sebelum mengikuti tren agar tidak tersesat.
Saat mengikuti tren ini, sebaiknya kita fokus pada manfaatnya sambil tetap waspada agar tidak terjebak dalam tantangannya.
Jangan hanya berorientasi pada hasil akhir, nikmati prosesnya dan hargai setiap langkah yang diambil. Saat dalam berproses, kesabaran sangat dibutuhkan karena akan ada banyak tantangan yang kita hadapi.
Ketika kita menemui hambatan dalam perjalanan menuju tujuan, ingatlah firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 286.
ا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya..." (QS. Al-Baqarah/2:286).
Ayat ini mengingatkan kita bahwa setiap hambatan akan berlalu, dan dengan izin Allah, kita pasti mampu melewatinya.
Di dalam ajaran Islam, pengembangan diri bukan hanya soal mencapai kesuksesan duniawi tetapi juga soal meningkatkan kualitas ibadah dan karakter.
Sebagai seorang muslimah, pastikan niat kita dalam mengikuti tren ini adalah sebagai bagian dari ibadah agar setiap proses yang kita jalani bernilai pahala.
Jadikan tren ini sebagai inspirasi bukan sebagai perbandingan yang dapat merendahkan rasa percaya diri.
Ingatlah, kesuksesan sejati bagi seorang muslimah bukan hanya diukur dari pencapaian duniawi. Akan tetapi, dari bagaimana setiap potensi yang kita kembangkan dapat semakin mendekatkan kita kepada Allah dan memberi manfaat bagi orang-orang di sekitar kita.
Dengan demikian, "unlock your potential" bukan hanya soal diri sendiri, tetapi juga tentang kontribusi kita bagi umat.