SimpulIndonesia.com__KENDARI,— Ratusan massa aksi yang tergabung dalam Konsorsium Peduli Demokrasi Sulawesi Tenggara lakukan aksi demonstrasi di depan Kopi Daeng, Kota Kendari, pada Jumat (6/12/2024) malam.
Aksi ini digelar sebagai bentuk protes terhadap sejumlah masalah yang muncul selama proses Pilkada di Sulawesi Tenggara.
Massa aksi terutama menyoroti dugaan adanya praktik politik uang dan sejumlah ketidakberesan lainnya dalam penyelenggaraan Pilkada tersebut.
Massa aksi membakar sejumlah ban bekas dan memblokade jalan.
Aksi pemblokiran ini menyebabkan kemacetan panjang dan menghambat akses bagi para pengendara yang melintas.
Jenderal Lapangan, Ali Sabarno, dalam orasinya menyampaikan kekecewaan yang mendalam terhadap Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Sulawesi Tenggara.
Ia menyebutkan bahwa laporan dari masyarakat terkait praktik politik uang yang terjadi selama Pilkada belum mendapat perhatian yang serius dari pihak Bawaslu.
"Bentuk kekecewaan kami kepada Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara, di mana laporan dari masyarakat terkait money politics ini belum ditindak lanjuti dengan tegas," ujarnya.
Aksi massa yang semakin memanas kemudian bergerak menuju Hotel Claro Kendari, tempat di mana rapat pleno rekapitulasi perhitungan suara KPU Provinsi Sulawesi Tenggara sedang berlangsung.
Mereka berusaha memasuki area hotel untuk menyuarakan protes, namun upaya mereka dihadang oleh tim pengamanan yang berjaga ketat di lokasi.
Salah satu orator dalam aksi tersebut, Farid menyampaikan orasinya, Farid mendesak Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sulawesi Tenggara untuk segera menghentikan sementara proses pleno yang sedang berlangsung di Hotel Claro.
"Kami mendesak KPU untuk menghentikan sementara pleno yang sedang berlangsung di Hotel Claro, karena adanya temuan kecurangan berupa kartu suara yang sudah tercoblos untuk pasangan calon nomor urut 2, Asr-Hugua, di dua tempat pemungutan suara (TPS), yaitu TPS 2 Kali Kadia dan TPS 5 Baruga," kata Farid dengan tegas.
Temuan tersebut, menurut Farid, menunjukkan adanya indikasi kecurangan yang dapat merusak integritas hasil Pilkada di Sulawesi Tenggara.
Massa aksi pun menganggap bahwa proses pleno yang sedang berlangsung harus dihentikan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait temuan tersebut.
Hingga berita ini ditayangkan, situasi di sekitar Hotel Claro Kendari masih dalam pengawasan ketat aparat keamanan, yang berusaha mengendalikan keadaan agar tidak terjadi kerusuhan lebih lanjut.
Diketahui pihak KPU dan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara belum memberikan tanggapan resmi terkait tuntutan para demonstran.(Nur).