

SIMPULINDONESIA.COM__KENDARI,— Ikatan Mahasiswa Aktivis Lintas Kampus (IMALAK) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengungkapkan dugaan praktik nepotisme yang dilakukan oleh Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sultra, inisial MS, dalam pengangkatan petugas haji. Jumat (17/01/2025).
Diketahui, IMALAK menilai bahwa Kakanwil diduga mengangkat keluarganya sendiri untuk mengisi posisi penting dalam penyelenggaraan ibadah haji.
Ketua Umum IMALAK, Ali Sabarno, mengungkapkan bahwa banyak pejabat yang lebih layak dan memenuhi kualifikasi untuk menjadi petugas haji, seperti Kepala Seksi dan Kepala Bidang, namun yang terpilih justru istri Kakanwil, inisial NS, yang sebelumnya pernah menjadi petugas haji.
Pada tahun 2024 NS kembali terpilih sebagai petugas haji, bersama dengan yang diduga istri dari Kepala Kantor Kemenag Konawe Utara (Konut), yang diketahui juga merupakan keluarga dekat Kakanwil kemenag sultra.
"Kakanwil diduga melakukan nepotisme karena banyak pejabat yang lebih layak, tetapi yang dipilih justru istri Kakanwil, inisial NS, yang sudah pernah menjadi petugas haji sebelumnya," ujarnya pada Kamis (16/1/2025).
Dirinya juga menyoroti dugaan keterlibatan Kepala Kemenag Konawe Utara, inisial SK, yang diduga dipaksakan untuk menduduki posisi tersebut.
SK, yang merupakan keluarga dekat Kakanwil, juga terlibat dalam kontroversi ini.
“Ada kemungkinan bahwa Kepala Kemenag Konawe Utara, yang juga keluarga Kakanwil, dipaksakan untuk menduduki posisi tersebut,” katanya.
Selain itu, dirinya juga mencurigai bahwa untuk tahun 2025 mendatang, petugas haji akan kembali dikelola oleh keluarga dan kerabat Kakanwil, termasuk Kepala Kantor Kemenag Konawe Utara yang sebelumnya adalah istrinya, bersama dengan ajudan Kakanwil.
"Kami sangat prihatin dengan fakta bahwa pengelolaan petugas haji 2025 diperkirakan akan dikuasai oleh keluarga dan kerabat Kakanwil, bahkan ajudannya juga menjadi bagian dari petugas haji," jelasnya.
Dirinya juga menuding bahwa selama menjabat, Kakanwil memberikan kesempatan kepada anak dan menantunya untuk bekerja sebagai tenaga honorer di Kemenag Sultra, serta menggunakan fasilitas perjalanan dinas untuk kepentingan pribadi keluarganya.
"Anak dan menantu Kakanwil diduga banyak yang menjadi tenaga honorer di Kemenag Sultra dan sering menggunakan fasilitas perjalanan dinas," ujarnya.
Sebagai tindak lanjut, dirinya mendesak Kementerian Agama Republik Indonesia untuk segera memecat dan memeriksa Kakanwil Kemenag Sultra atas dugaan praktik nepotisme ini.
“Kami mendesak Kementerian Agama untuk segera memecat dan memeriksa Kakanwil Kemenag Sultra yang diduga terlibat dalam nepotisme,” tegasnya.
Sebagai bentuk protes, IMALAK Sulawesi Tenggara berencana akan mengambil langkah konstitusional sebagai bentuk perlawanan di kantor Kemenag Sultra untuk menuntut pencopotan Kakanwil Kemenag Sultra.
Sementara itu, Tim SimpulIndonesia.com mencoba mengkonfirmasi Kepala Kantor Wilayah Kementeria Agama Sulawesi Tenggara via whatsapp, namu pertanyaan yang dilayangkan tim tak mendapatkan respon.(Nur).