Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Ratu Nikel ‘Sukses Antarkan Suami Jadi Gubernur Sultra’ Diduga Jadi Biang Kerok Kerusakan Lingkungan di Pulau Kabaena

Sabtu, 18 Januari 2025 | 4:35 PTG WIB Last Updated 2025-01-18T09:39:15Z
Gambar : Ashabul Akram (Kanan) Koordinator Badan Eksekutif Mahasiswa Se Sulawesi Tenggara (Korpus BEM Se Sultra), dugaan kerusakan lingkungan di pulau kabaena Sulawesi Tenggara. (Foto/Kolase).


SIMPULINDONESIA.COM,__KENDARI,— Koordinator Pusat (Korpus) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Se-Sulawesi Tenggara (Sultra) mengkritik keras penambangan ilegal yang dilakukan oleh PT Tonia Mitra Sejahtera (TMS) di kawasan hutan lindung Pulau Kabaena, Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara. Sabtu (18/01/2025).


Diduga perusahaan milik wanita yang dijuluki ‘Ratu Nikel’ diketahui sukses dalam mengantarkan suami menjadi gubernur sulawesi tenggara terpilih tahun 2024 lalu.


Perusahaan milik Ratu Nikel tersebut diduga menjadi salah satu biang kerok terhadap kerusakan lingkungan di Pulau Kabaena Sulawesi Tenggara.


Menurut Korpus BEM Se-Sultra, Ashabul Akram, kegiatan penambangan ilegal di hutan lindung tersebut sudah berlangsung sejak 2019 lalu. 


Dirinya menegaskan bahwa PT TMS telah melakukan aktivitas penambangan tanpa izin di area yang dilindungi hukum.


“Kami menduga kelompok ASR ini telah melakukan penambangan di dalam hutan lindung sejak tahun 2019 hingga sekarang," ujarnya pada Sabtu (18/1/2025).


Dijelaskan bahwa lahan yang terlibat dalam aktivitas penambangan ilegal tersebut diperkirakan mencapai 50 hektare.


“Akibatnya dampak lingkungan dari operasi perusahaan PT TMS pulau kabaena mengalami kerusakan lingkungan,” jelasnya.


Tak hanya itu, sampel air di sekitar area tambang menunjukkan kandungan logam berat yang melebihi batas aman. 


Temuan ini memicu kekhawatiran akan risiko kesehatan bagi masyarakat setempat.


Pulau Kabaena, dengan luas kurang dari 2.000 km², juga dianggap rentan terhadap eksploitasi berlebihan, yang melanggar Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.


Sementara itu, Sebelumnya dibeberapa media hal ini di kritik juga oleh Sekretaris Center of Energy and Resources (CERI) Hengki Seprihadi, Jum’at (17/1/2025) mengatakan, menurut penelusuran CERI pada Website MODI Kementerian ESDM, 25 persen saham PT TMS dimiliki oleh PT Bintang Delapan Tujuh Abadi.


“Penelusuran CERI lebih lanjut, kami menemukan bahwa 99 persen saham PT Bintang Delapan Tujuh Abadi ternyata tercatat sebagai milik Alaniah Nisrina. Sedangkan 1 persen sisanya dimiliki oleh Arinta Nila Hapsari,” ungkap Hengki.


Dilansir CERI sebelumnya, lanjut Hengki, Arinta Nila Hapsari tak lain merupakan istri Gubernur Sulawesi Tenggara Teripilih pada Pilkada 2024, Andi Sumangerukka. Belakangan, Arinta Nila Hapsari juga dijuluki Ratu Nikel Sultra.


“Sedangkan nama Alaniah Nisrina, belakangan terungkap merupakan anak kandung dari pasangan Ratu Nikel Arinta Nila Hapsari dan Gubernur Sultra Terpilih Andi Sumangerukka,” kata Hengki dalam keterangan tertulisnya. 


Dijelaskan Hengki, Andi Sumangerukka tak lain seorang prajurit TNI yang ternyata memiliki karir cukup mentereng di militer. 


Ia tak lain merupakan Kepala Badan Intelijen Daerah (Kabinda) Sulawesi Tenggara periode 2015-2019. 


Tak lama berselang, Andi Sumangerukka dipromosikan menjadi Pangdam XIV/Hasanuddin dan menjabat sejak tahun 2020 hingga tahun 2021.


Berdasarkan rilis harta kekayaan calon kepala daerah di laman LHKPN KPK, kekayaan Andi Sumangerukka mencapai Rp632 miliar. 


Jumlah tersebut menempatkan Andi Sumangerukka sebagai calon gubernur terkaya se-Indonesia di Pilkada 2024.


“Dengan hasil LHKPN KPK tersebut, kami juga mendesak pihak berwajib untuk menulusuri hasil kekayaan tersebut, karena kami juga menduga ASR ini penerima manfaat atau penikmat hasil dari olahan tambang ilegal di sultra,” pungkas Ashabul Akram.


Sampai berita ini ditayangkan belum ada konfirmasi dari pihak terkait, Tim SimpulIndonesia.com masih berupaya melakukan konfirmasi kepihak terkait.(Nur).

×
Berita Terbaru Update