Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

iklan

Bagaimana Muslimah Wahdah Bulukumba Menyambut Ramadhan?

Sabtu, 1 Mac 2025 | 11:12 PG WIB Last Updated 2025-03-01T04:12:35Z


SIMPULINDONESIA.com_BULUKUMBA - Sambut bulan suci Ramadan, DPD Muslimah Wahdah Islamiyah Daerah Bulukumba sukses adakan Daurah Ramadan Muslimah bertajuk Refleksi Akhlak Mulia di Bulan Berkah. Kegiatan ini berlangsung pada hari Sabtu dan Ahad, 15-16 Februari 2025, dan tersebar di 10 titik kecamatan se-Kabupaten Bulukumba.

Ketua PKK kecamatan Bontobahari, Ibu Suhaedah Kamal, S.Ag., dalam sambutannya menekankan pentingnya ilmu sebagai bekal utama menyambut Ramadan.

“Cara terbaik untuk menyambut Ramadan adalah dengan ilmu. Islam dibangun di atas ilmu, bukan tradisi dan perasaan,” ujarnya.

Dalam sesi pemaparan materi, peserta mendapatkan dua kajian utama dari pemateri yang berkompeten di bidangnya. Materi pertama “Agar Puasa Menjadi Berkah.”

Sebelum mendalami pembahasan mengenai upaya menjadikan puasa lebih berkah, penting untuk terlebih dahulu memahami konsep dasar puasa, khususnya puasa Ramadan.

“Kata Ramadan diambil dari kata (Ar Ramdha') karena kondisi yang sangat panas. Ar Ramdha’ artinya panas, seperti dalam kalimat “Ramidhat Al Fishaal” (Anak-anak unta itu kepanasan jika sedang haus)," (Tafsir Ibnu Katsir: 4/128-129).

“Dinamakan bulan Ramadan karena ia mengugurkan/membakar dosa-dosa dengan amal shalih," (Tafsir Al-Qurthubi 2/291).

Puncak dari tujuan ibadah puasa adalah untuk mencapai ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sebagaimana dalam Al-Qur’an:

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kami agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)

Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh berkah, di mana setiap amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya. Di antara ibadah yang paling utama di bulan ini adalah puasa, yang bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari segala yang bisa mengurangi nilai ibadah. Namun, untuk meraih keberkahan puasa secara maksimal, diperlukan ilmu.

Ilmu tentang puasa membantu kita memahami hukum-hukumnya, membedakan yang benar dari yang salah, serta menjalankannya dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Ilmu juga mengajarkan kita bagaimana menjadikan puasa bukan hanya sebagai rutinitas tahunan, tetapi sebagai sarana peningkatan iman, ketakwaan, dan kedekatan kepada Allah. Tanpa ilmu, ibadah bisa kehilangan esensinya, dan Ramadhan berlalu tanpa meninggalkan perubahan berarti dalam diri kita.

Dalam pemaparan materinya, Ustadzah Suharda, S.S menyampaikan beberapa hal yang perlu dilakukan sebagai persiapan menyambut Ramadan sehingga menjadi sebab kita bisa meraih keberkahan dalam menjalankan ibadah puasa, di antaranya, berdoa agar dipertemukan dengan Ramadan, bertaubat, banyak melakukan amalan kebaikan, membuat target perubahan atau peningkatan kualitas diri di sisi Allah, serta belajar fiqih puasa agar ibadah lebih berkualitas dengan ilmu sebagai panduan dalam beramal.

“Keberkahan Ramadan adalah bagaimana ketika kita setelah Ramadan menjadi pribadi yang lebih baik dalam mendekatkan diri kepada Allah,” tambahnya.

Poin bahasan lainnya dalam materi pertama ini adalah terkait rukun puasa. Hal ini penting untuk dipahami karena akan menjadi dasar sahnya puasa dan memastikan bahwa puasa yang dijalankan benar-benar sesuai dengan syariat Islam. Tanpa memenuhi rukun-rukunnya, puasa batal atau tidak diterima. Adapun rukun puasa yaitu, niat, imsak, dan waktu.

Dilanjutkan materi kedua dengan pokok bahasan “Refleksi Akhlak Mulia.”

Puasa Ramadan tidak hanya sebatas menahan lapar dan haus, tetapi juga menjadi sarana pembinaan akhlak mulia. Dalam Islam, ibadah selalu memiliki dimensi spiritual dan social yang bertujuan membentuk pribadi yang lebih baik.

Dalam penjelasannya, Ustadzah Bau Ida, S.Pd menegaskan bahwasanya Ramadan yang sesuai tuntunan Sunnah akan menghasilkan buah takwa yang terimplementasikan dalam akidah yang kokoh, ibadah yang lurus dan akhlak yang mulia.

Beliau menyampaikan beberapa amaliyah Ramadan yang dapat memperkuat akhlak mulia, yaitu puasa/shiyam, shalat tarawih/qiyam, menjaga lisan, tadabbur Al-Qur’an, zakat, infaq, dan sedekah, memberi ifthar, i’tikaf, serta umrah.

Amaliyah Ramadan seharusnya tidak berhenti setelah bulan tersebut berakhir. Ibadah yang dilakukan harus menjadi bekal untuk menjaga dan meningkatkan akhlak dalam kehidupan sehari-hari.

Laporan: HUMAS MWD Bulukumba
×
Berita Terbaru Update