
Menurut Habib Idrus, apa yang dilakukan Presiden Prabowo sangat patut diapresiasi sebagai bentuk nyata dari kepemimpinan yang komunikatif dan terbuka.
“Dalam situasi sosial-politik yang dinamis seperti hari ini, inisiatif tersebut tidak hanya penting, tetapi juga strategis,” ungkap Anggota DPR RI dari Dapil Banten III ini.
Pertemuan yang berlangsung di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang itu, imbuhnya, bukan sekadar seremoni komunikasi biasa, akan tetapi merupakan refleksi dari kesadaran Presiden akan pentingnya transparansi dan tanggung jawab publik.
![]() |
Potret: Presiden Perbowo saat dialog dengan Pimpinan Media |
“Bahwa dalam era informasi yang cepat dan kompleks, kebenaran tak cukup disuarakan oleh pemerintah semata, tetapi juga perlu dipahami dan disampaikan oleh media secara utuh,” ujar Habibnya Tangerang ini.
Sebagai Anggota Komisi I DPR RI yang membidangi urusan komunikasi, informatika, pertahanan dan luar negeri, pihaknya memandang bahwa forum semacam ini adalah ruang rekonsiliasi narasi antara negara dan rakyat.
“Komunikasi bukan sekadar soal menyampaikan, tetapi juga mendengar, memahami, dan menjawab. Dengan menghadirkan para pemimpin redaksi dari berbagai platform media, Presiden tidak hanya menjawab isu, tetapi mengajak media menjadi mitra dalam membentuk persepsi publik yang sehat dan objektif,” pungkasnya.
Dalam pertemuan itu, lanjut Habib Idrus, Presiden menjelaskan berbagai kebijakan prioritas pemerintah, seperti efisiensi belanja negara dan program Makan Bergizi Gratis (MBG), dengan gaya yang lugas dan terbuka.
“Langkah ini patut menjadi preseden baru dalam pola komunikasi kenegaraan, yang tidak lagi bertumpu pada formalitas birokratik, melainkan mengedepankan dialog dua arah yang dinamis dan membangun kepercayaan,” terang Habib Idrus.
Masyarakat, kata Habib Idrus, tentu semakin cerdas dalam mengakses dan memilah informasi. Namun di tengah derasnya banjir informasi dan semakin liarnya perdebatan digital, presiden yang hadir sebagai narasumber utama bangsa adalah sebuah bentuk kepemimpinan yang menyatukan, bukan menghindar.
“Saya percaya, komunikasi yang baik bukan hanya menjernihkan informasi, tetapi juga menguatkan demokrasi. Ketika pemimpin negara menunjukkan keterbukaan, maka rakyat merasa didengar. Ketika media diberi ruang untuk bertanya, maka publik memperoleh narasi yang seimbang,” jelasnya.
Oleh karena itu, lanjut Habib Idrus, pihaknya mendukung sepenuhnya pendekatan yang dilakukan Presiden Prabowo.
“Dialog yang intensif dengan media harus menjadi bagian dari agenda rutin kenegaraan, bukan hanya saat ada tekanan isu, tetapi sebagai prinsip dasar pemerintahan yang demokratis dan partisipatif,” imbuhnya.
“Mari kita bangun sinergi antara pemerintah, parlemen, dan media dalam bingkai komunikasi publik yang jujur, solutif, dan menjunjung tinggi etika. Karena di era keterbukaan ini, kepercayaan publik adalah kekuatan utama pemimpin, dan komunikasi adalah jembatan terdekat menuju legitimasi,” tutup Habib Idrus.